Kaget : Game Terbaik 2021 Jatuh ke eFootball 2022
Pertama - tama saya mau mengucapkan "Selamat untuk KONAMI karena telah membuat game terbaik di tahun 2021"
Game eFootball 2022 menjadi game No.1 dengan retting
terburuk SEPANJANG SEJARAH pada
platform Steam. Saat saya buat artikel ini, skornya 1.01/10 dari 15.560
votes.
Konami memang sudah absen dari dunia video games beberapa tahun ini, namun saya benar-benar penasaran, kok bisa hal ini terjadi, kok bisa game
AAA dengan kualitas seperti ini lolos dari quality control? Konami merupakan
game developer terbesar ke 2 yang sudah memproduksi game sepak bola (Winning
Eleven) sejak tahun 1995, total pengalaman 26 tahun coy..
Bug-bug yang terjadi ini bisa langsung kita nikmati bahkan di
pertandingan awal. Bukan bug yang di temui setelah 20-30 jam yang bisa kita toleransi. Bug kebanyakan berasal dari animasi pemain pada gameplay yang terlihat tidak natural dan sesekali malam terlihat menyeramkan.
Game eFootball 2022 mulai tahun ini mengusung tema free-to-play, di mana game tersebut akan di gratiskan dengan batasan hanya 6 team yang tersedia. Sedangkan versi premium atau full team-nya di banderol dengan harga Rp. 579.000,- di PSN Store Indonesia.
Kok bisa ya?
Setelah saya analisa ternyata eFootball 2022 menggunakan Unreal Engine
4, hemm sebenarnya engine lama, apa karena mereka belum pengalaman
menggunakan engine ini? saya coba mundur ke eFootball 2020, dan ternyata
benar eFootball 2020 menggunakan Fox Engine, mundur lagi ke eFootball 2019
sama Fox Engine sampai ke Pro Evolution Soccer 2014. Jadi memang
"ada" kemungkinan mereka belum
optimal menggunakan Unreal Engine 4 untuk develop game di console.
Menurut Saya, Konami sengaja memulai menggunakan Unreal Engine 4 karena, Unreal Engine 4 merupakan sebuah engine video game yang sifatnya terbuka, dan bisa di kuasai oleh banyak orang secara publik, sehingga untuk pengembangan game eFootball ke depannya akan lebih mudah. Dibandingkan dengan Fox Engine yang merupakan sebuah engine tertutup yang hanya di kuasai oleh karyawan dari Konami.
Di kejar "Deadline"
menurut saya juga menjadi faktor utama kenapa pihak Konami terpaksa
me-release eFootball 2022 dengan kondisi seperti ini. Tentunya mereka tidak
mau ketinggalan momentum, dengan release-nya FIFA 2022 dan memang
merupakan jadwal tahunan mereka kalau release game berdekatan dengan
kompetitornya.
Saya sangat sedih dengan ironi ini, jujur saya tidak main game bola, cuma kebiasaan developer me-release
game belum jadi seperti ini sudah terjadi beberapa kali.. Takutnya
menjadi sebuah kebiasaan, dan player-nya hanya bisa memaklumi. Keputusan
Konami untuk mengubah engine sebenarnya merupakan keputusan agar game
mereka bisa jalan di semua platform seperti PC, Console dan
Mobile.
Bagai mana menurut teman-teman? kenapa hal ini bisa terjadi?Credit foto-foto comot dari Steam Community.
Leave a Comment