Review: Bloodstained: Ritual of the Night (PS4)


Bloodstained: Ritual of the Night merupakan game yang sudah saya tunggu-tunggu sejak awal mulai kick starter di tahun 2015. Awalnya Koji Igarashi yang merupakan produser seri Castlevania, memulai menggalang dana melalui website kickstarter.com, yang mana pada saat itu mendapatkan animo yang luar biasa dari para gamer yang rindu akan game plat former ala-ala Castlevania: Symphony of the Night (PS1-1997). Awalnya goal penggal-angan dana cuma $500.000 saja alias sekitar 7 Milyar rupiah, namun tidak di sangka-sangka dana terakhir yang terkumpul adalah 77 Milyar Rupiah atau $5.545.991, ini membuat ekspektasi kita menjadi sangat - sangat tinggi untuk game ini. Castlevania: Symphony of the Night merupakan sebuah game yang sangat memorable bagi saya, karena game tersebut sangat bagus sekali dari semua aspek nya. Di masa kecil saya cukup mengikuti game Castlevania klasik, mulai dari Castlevania I (1986 - Nintendo), Castlevania II - Simon Quest (1987 - Nintendo),  Harmony of Dissonance (GBA), Aria of Sorrow (GBA), Dawn of Sorrow (DS), dll hingga Castlevania era modern Seperti Castlevania: Lords of Shadow I (PS3) dan Castlevania: Lords of Shadow II (2014-PS3).

Jadi bisa di bilang pengetahuan dan experience saya tentang game ini cukup dalam, Seri terakhir Koji Igarashi ada di Castlevania: Harmony of Despair (2010 - PS3) dan setelah itu seri Castlevania kualitasnya menurun dari segi gameplay, Lords of Shadow I dan II menurut saya malah keluar jauh dari seri CastlevaniaCastlevania: Lords of Shadow I sebenarnya di produseri oleh Hideo Kojima, namun karena akar inti dari game ini ada pada Koji Igarashi jadi seri Castlevania modern sama sekali tidak sukses. Koji Igarashi lalu keluar dari Konami di tahun 2014. Castlevania series sebenarnya merupakan salah satu dari franchise favorit dari Konami, sejajar dengann seri Metal Gear karena kedua game ini di mulai sejak era Nintendo Entertainment System (NES).
Bloodstained: Ritual of the Night mengambil setting pada abad ke 18 era revolusi industri di Inggris. Dalam game ini kita akan memainkan tokoh protagonist bernama  Miriam, yakni seorang gadis yang selamat dari proses Shardbinder, yakni sebuah proses memanggil an iblis oleh para Alchemy dan membuat sebuah kristal bermuatan kekuatan iblis yang bisa di gunakan oleh manusia. Kekuatan kristal ini bermacam-macam, dan di kategori kan menjadi 6 kategori utama, seperti skill, familiar, passive skill dll.
Gameplay dari game ini tentunya mengusung model Metroidvania-style yang cukup terkenal. Di awal game kita sebenarnya sudah bisa menjelajahi semua arena dar castle namun pada titik-titik tertentu kita membutuhkan kemampuan khusus untuk bisa ke arena tersebut, biasanya kemampuan khusus ini kita dapatkan setelah kita membunuh boss tertentu. Ini lah sebenarnya ke seruan dari game model Metroidvania, dimana saat kita mendapatkan kemampuan khusus baru misal lompat ganda (double jump), makan kita akan back track kembali ke awal game, dan mendatangi arena-arena yang sudah kita lewati namun tidak bisa kita datangi karena kita belum mempunyai kemampuan untuk melakukan lompatan ganda, saat kita berada di arena baru yang hanya bisa di akses menggunakan doble jump ini, di sana kita akan di berikan hadiah berupa item unik, senjata, equipment atau nyawa tambahan. Sehingga hal ini yang membuat kita serasa berputar-putar aja keliling-keliling castle.

Grafis yang di gunakan yah cukup lumayan, Karakter utama sudah menggunakan full 3D dengan Unreal Engine, Arena sudah menggunakan pencahayaan yang cantik, variasi arena yang bermacam-macam, dan ada beberapa arena yang terasa unik, seperti kamera berputar mengelilingi tower dan di ujung paling atas tower ada boss yang menanti. Untuk pergerakan karakter utama saya merasa animasi yang terlihat masih kaku, cara lompat, pergantian senjata dan skill tidak flawless. Impact saat kita menyerang musuh dan kena serangan terasa hambar tidak bertenaga, musuh yang mati pun terlihat tidak memuaskan. Sound effect serangan kita pun kurang sip. Terlalu banyak komponen-komponen yang harus kita rubah-rubah jika ingin melawan musuh tertentu secara efektif, hingga dari game ini menyediakan fitur shortcut gonta ganti equipment, senjata yang saya tidak gunakan sama sekali.
Lanjut ke kesimpulan pandangan keseluruhan saya mengenai game Bloodstained: Ritual of the Night, Jujur saat awal release pertama-tama saya sudah tidak sabar untuk bisa memainkan game ini, dan akhirnya membeli game nya dengan harga full price, dengan harapan bisa kembali merasakan sensasi saat memainkan game Castlevania: Symphony of the Night. Namun saya di kecewakan lagi, perasaan bercampur aduk, jujur kalau mau di bilang ini game cukup sukses dan bisa di bilang game yang bagus, namun menurut saya pribadi game ini merupakan sebuah game yang bukan game stand aloneBloodstained: Ritual of the Night berusaha sangat keras untuk menyamai Symphony of the Night, segala macam aspek di Symphony of the Night di tiru di Bloodstained, saat saya mainkan serasa tidak ada hal yang baru, dan menurut saya karena game ini di danai oleh fans jadi terkesan game ini hanya di buat untuk membahagiakan para fans dan tidak memiliki akar yang kuat sebagai sebuah game stand alone.
Banyaknya adegan yang cukup familiar di ingatan saya, Seperti air terjun besar di dalam gua, arena perpustakaan, terus adegan iconic saat Mariam menyundul kursi pemilik perpustakaan, semua hal yang sudah saya pernah lihat di seri Symphony of the Night dan menurut saya tidak perlu di tiru lagi, boleh lah sekali-sekali menampilkan hal yang sama, untuk nostalgia, namun kalau banyak yang sama bisa di bilang game ini cuma mau main aman aja. Persenjataan dan item yang terlalu banyak dan banyak senjata yang meniru seri Symphony of the Night ini juga membuat saya muak, variasi senjata yang terlalu banyak, namun sepanjang game saya cuma memakai 3-5 senjata aja, sisanya banyak senjata yang di ulang-ulang animasi nya. Kepala medusa yang melayang-layang di Clock Tower dan masih banyak adegan yang hampir sama persis lainnya di game ini.
Memang ada beberapa aspek baru, seperti konsep kristal, saat kita membunuh musuh berkali-kali maka musuh tersebut akan mengeluarkan sebuah kristal, nah kristal ini berisi kekuatan dari monster yang kita bunuh, atau bisa juga kita melakukan summon memanggil monster tersebut untuk membantu kita dalam petualangan ini. Saya sudah mengumpulkan semua kristal 100% dan sama seperti kasus senjata dari banyaknya kristal sepanjang game paling saya hanya menggunakan 10 an jenis kristal saja. Hal baru lainnya adalah kita bisa melakukan trans mutasi alchemy, mengumpulkan item-item yang di jatuhkan oleh musuh dan dari item tersebut bisa kita jadikan senjata atau makanan. Makanan di sini jika kita makan pertama kali akan menaikkan status karakter kita secara permanen.
Musik dari game ini saya rasa juga tidak memorable, tokoh utama yang tidak memiliki karakter yang kuat serta tokoh pendukung yang saya rasa tidak penting. Adanya side mission yang menurut saya tidak menarik, dengan hadiah yang tidak menarik juga, sehingga rasa-rasanya males menyelesaikan nya, karena kita sudah memiliki item yang lebih bagus drop dari musuh kuat. Jenis musuh yang repetitive dan ada satu arena yang musuhnya di buat sangat besar ukurannya, yang menurut saya ini konten hopeless yang tidak perlu di tambahkan ke dalam game. Voice aktor nya juga 'B' aja, saya jadi teringat dengan Voice aktor nya, Symphony of the Night tokoh Alucard (kata "Dracula" yang di balik) saat mengeluarkan skill namanya "Soul Steal" behh suaranya menggema, suara tokohnya terdengar berwibawa.
Mungkin yang membuat saya kecewa adalah, ekspektasi saya yang terlalu tinggi, berharap game ini akan melebihi level standard game Symphony of the Night, atau malah melebihi Symphony of the Night, namun kembali lagi game ini merupakan game untuk para fans nya, sampai-sampai foto dari para fans yang menyumbang dalam jumlah besar di jadikan musuh dalam bentuk lukisan, tidak salah juga sih sebenarnya, cuma menurut saya itu MAKKSAAKoji Igarashi tidak bisa membuat game dengan maksimal karena dia tidak memiliki sumber daya manusia atau team seperti team nya di Konami, mungkin bagi teman-teman yang belum memainkan Castlevania: Symphony of the Night akan sangat enjoy saat memainkan game ini. Saya sudah di racuni oleh sebuah maha karya yang mungkin tidak akan terulang lagi. Namun tidak bisa di pungkiri juga Bloodstained: Ritual of the Night merupakan sebuah game paling sukses yang pernah ada di Kickstarter.

Score dari saya : 6/10

Di mainkan di PS4 Pro, HDR Off, 4K

Semoga review saya bisa bermanfaat 
Terimakasih


No comments

'
Theme images by suprun. Powered by Blogger.