Movie Review : Uncharted (2022)

Saat saya mendatangi bioskop jujur saya cukup cemas, saya takut kalau film ini akan gagal, dan masuk ke jajaran film adaptasi game yang buruk, lagi dan lagi. Tentunya saya tidak mau film pertama dari PlayStation Studio ini gagal. Saat saya memesan tiket secara online, terlihat semua bangku masih kosong, membuat saya makin cemas "waduh ada yang nonton gak nih". 

Selama perjalanan saya berpikir, siapa sih yang mau menonton Uncharted ini?, kalau bagi gamer seperti saya, tentu sudah ada bayangan seperti apa keseluruhan dari film ini, sedangkan bagi para penonton yang baru pertama kali dengar judul "Uncharted" tentu tidak memiliki bayangan apa-apa. 

Saya jadi paham kenapa aktor terkenal Tom Holland yang terpilih menjadi tokoh utama, wajah yang di pampang dalam poster film, mungkin memang sebagai salah satu daya tarik utama dari film ini, jika penontonnya tidak tau, apa itu seri Uncharted, paling tidak mereka akan melihat Tom Holland ex Spider-Man beraksi.

Sesampainya di bioskop saya cukup kaget, ternyata lumayan penuh, 1/2 dari kursi bioskop di isi oleh penonton. Film pun di mulai, saya tersenyum saat logo PlayStation studio muncul di layar, melihat tokoh-tokoh video game yang cukup saya kenal muncul di layar bioskop. Akhirnya film ini di mulai.

Film ini langsung di awali dengan adegan iconic Nathan Drake yang terjatuh dari pesawat terbang, adegan yang sama seperti di game Uncharted 2. Setiap adegan terasa sangat familiar bagi saya, film ini seperti ingin memulai dengan tempo yang tinggi, langsung memperlihatkan adegan serunya, supaya langsung mengambil perhatian dari para penontonnya. Setelah adegan tersebut tempo mulai menurun, perkenalan dari karakter Nathan Drake, Kakaknya si Sam Drake dan menuju karakter-karakter lainnya, yang tentunya kita sudah tau. 

Perkenalan dari tokoh utama saya rasa cukup singkat dan padat, tidak terlalu detail, namun sudah sangat mewakili latar belakang dari Nathan Drake, yang merupakan keturunan dari pelaut inggris Sir Francis Drake. Jadi kemampuan analisa dan ketertarikan Nathan Drake mengenai harta karun sudah terjawab, karena memang dia merupakan keturunan dari seorang petualang.

Adegan berikutnya dimulai dengan misi-misi ringan, yakni mencuri kunci salib emas dari sebuah pelelangan. Saya sangat suka chemistry antara Nathan Drake dan Victor Sullivan (Sully), mereka langsung kelihatan akrab sejak awal. Pada misi awal ini terlihat mereka masih belum bisa saling percaya antar satu sama lain, yang mengakibatkan misi pencurian tersebut hampir gagal. Dalam sebuah narasi cerita hal ini cukup bagus, kita penonton harus melihat sebuah proses, jangan langsung berhasil mulus, harus ada tantangan yang harus di lalui oleh tokoh utama.

Selanjutnya Nathan Drake dan Sully bertemu dengan karakter Chloe Frazer, di sini kita akan melihat berbagai macam adegan memecahkan teka teki dan misteri ala-ala yang ada di dalam game-nya. Misterinya cukup ringan dan sangat bisa di ikuti oleh para penonton awam. 

Hal menarik yang terjadi pada Act 2 adalah emosi yang di timbulkan, sutradara mencoba untuk menggiring pikiran para penonton, seakan-akan di perlihatkan kalau mereka bertiga sudah bisa bekerja sama, semua terlihat berjalan mulus, harta karun yang mereka cari seakan-akan sudah di depan mata, namun setelah penonton mengira semua berjalan dengan lancar, ternyata harta karun tidak di temukan, dan Chloe malah menghianati Nathan dan Sully. Act 2 di tutup dengan konflik yang cukup menarik.

Saya mau sedikit highlight adegan aksi yang terjadi di akhir di Act 2, nama adegan tersebut adalah "Deadline". Adegan di mulai saat Nathan dan Cloe terjebak dalam penjara bawah tanah, lalu air mulai membanjiri ruangan tersebut, di sisi lain Sully di hadang oleh musuh. Sully harus segera menyelesaikan pertarungan tersebut supaya Nathan dan Cloe tidak tenggelam. Waktu yang sempit dan Sully yang kewalahan melawan musuhnya, membuat para penonton ikut terbawa suasana menahan napas, dan berteriak dalam hati "ayo cepat, ayo cepat..

Adegan seperti ini memang sengaja di rancang sedemikian rupa, dan saya sering sekali temui di film-film box office. Contohnya adegan serupa adalah adegan berkelahi Sang-Chi di dalam bus, sambil berkelahi tokoh utama harus menytabilkan bus dan menyelamatkan warga sipil. Kalau cuma adegan berkelahi saja satu lawan satu / satu lawan banyak, itu sudah biasa, komponen baru yang di tambahkan adalah time limit (batas waktu).

Humor yang ada di film ini lumayan lucu dan fasenya cukup cepat, kebanyakan humor berasal dari lisan pembicaraan antara Nathan dan Sully, selama dalam bioskop hanya saya yang cekikikan dengan humor mereka berdua yang saling mengejek satu sama lain, sedangkan penonton yang lain hanya ketawa saat ada humor yang berbentuk visual.

Beberapa hal yang kurang menurut saya adalah minimnya shoot-shoot pemandangan yang indah, kemudian juga adegan tembak-tembakan sangat minim. Mungkin ini karena target penonton lebih mengarah ke film keluarga, jadi adegan sadis semua dihilangkan. Saya melihat ada beberapa adegan menggorok leher namun adegannya sangat nanggung dilihat dari pengambilan shoot-nya, mau nunjukin tapi jadinya setengah-setengah. Tokoh Nathan Drake juga terlihat belum berkarisma, mungkin karena masih awal-awal perkenalan tokoh ini.

Overall saya sangat suka dengan film ini karena plot cerita yang sangat sederhana, mudah di ikuti, dari awal kita sudah tau apa goal-nya, apa yang di tuju, mana garis finisnya. Perburuan juga hanya mencari harta karun Ferdinand Magellan, tidak ada unsur benda-benda magis, sihir, atau kota legenda seperti El Dorado atau Atlantis.

Karakter development-nya juga selalu berkembang, karakter utama selalu mendorong plot cerita untuk terus maju, motivasi Nathan Drake untuk menemukan harta karun, sebenarnya hanya ingin mewujudkan cita-cita kakaknya waktu kecil, bahwa sesuatu yang hilang (lost) itu pasti bisa di temukan. Item-item kecil seperti post card, kemudian pematik korek api, selalu digunakan dan memiliki tujuan kenapa di tampilkan. Hawa petualangan dari film ini menurut saya cukup terasa.

Karakter Sully juga berkembang, di awal dia acuh tak acuh dan sangat mendewakan harta, di akhir dia merelakan emas miliknya demi menyelamatkan Nathan Drake, karena sekarang Sully menganggap Nathan lebih berharga dari emasnya. Sebaliknya Nathan Drake melihat Sully sebagai sosok seorang mentor, kakak, bahkan sosok seorang ayah, dan itu terlihat sangat menarik.

Bener-benar saya tidak mengira kalau film ini akan work, saya tidak mengira Tom Holland yang memerankan tokoh iconic Nathan Drake juga ternyata work. Saya bener-benar tidak sabar melihat judul game lain dari PlayStation Studio di bawa ke layar lebar. Tentunya saya mengajak teman-teman pembaca semua untuk menonton film ini di Bioskop, supaya studio tetap bisa membuat film-film adaptasi dari video games di masa yang akan datang. Saya melihat potensi yang besar dari film Uncharted ini.

Score dari saya : 7.5/10

No comments

'
Theme images by suprun. Powered by Blogger.