Cerita Games : Bagaimana Castlevania Menceritakan Sebuah Cerita

Serial original Netflix yang di adaptasi dari sebuah video game dengan judul Castlevania (2017-2021), merupakan salah satu film animasi dari video game yang tergolong cukup sukses. Di mana kebanyakan film yang diadaptasi dari video game selalu gagal di pasaran, hal ini membuat saya penasaran dan bertanya-tanya, sebenarnya apa yang membuat serial animasi Castlevania ini menjadi cukup sukses dan bisa di terima oleh kebanyakan orang.

Untuk dapat memahami kenapa film animasi Castlevania bisa menyampaikan sebuah cerita yang bagus, kita harus bisa memahami perbedaan antara sebuah narasi cerita yang ada dalam sebuah video game dan sebuah narasi cerita yang sifatnya masih konvensional seperti saat kita membaca buku, menonton serial TV atau film box office. 

Menurut filsuf Jon Robson & Aaron Meskin sebuah video game itu bisa di kategorikan sebagai "Self-Involving Interactive Fictions" (SIIF), yang artinya cara penyampaian narasi cerita dalam sebuah video games itu memang sengaja di desain untuk bisa berinteraksi dengan pemainnya. Berbeda dengan saat kita menonton sebuah film, alur cerita pada sebuah film tidak akan berubah, tidak peduli sebanyak apa pun kita menonton film tersebut, tidak peduli bagai mana reaksi penonton terhadap film tersebut, alur cerita akan tetap sama.

Dalam video games plot cerita bisa berubah tergantung dengan cara kita memainkannya. Adanya pilihan percakapan dan menyelesaikan misi sampingan  bisa mempengaruhi ending cerita game tersebut. Bagai mana cara kita bermain juga sangat berpengaruh, seperti bermain secara pelan, grinding exp atau bahkan speed run, perbedaan-perbedaan itu akan mempengaruhi pengalaman kita dalam menikmati game tersebut. Developer game juga sengaja membuat beberapa ending yang berbeda, membuat para pemain kadang memainkan game tersebut secara berulang-ulang untuk bisa menyaksikan semua ending yang ada. 

Saya pernah membuat artikel tentang list film-film yang di adaptasi dari video game, dan sebagian besar dari list yang saya buat tersebut mengalami kegagalan di pasaran. Studio film terlalu meremehkan bagaimana susahnya mengubah mekanisme cerita dari SIIF ke plot narasi yang biasanya ada pada film konvensional. Mereka kebanyakan hanya memotong gameplay lalu hanya menyajikan cutscene, sehingga karakter utama yang ada dalam film adaptasi tersebut menjadi hambar. Kebanyakan Sutradara tidak menceritakan backstory dari karakter utama karena beranggapan para penontonnya (gamers) sudah tau dan paham akan tokoh tersebut.

Dari semua intermeso di atas pertanyaan yang muncul di pikiran saya adalah, Apa yang membuat Castlevania berhasil menyajikan sebuah narasi cerita yang kuat dan bisa di terima oleh para penontonnya?.

1. Castlevania hanya mengambil karakter, istilah-sitilah dan plot inti yang ada pada game.

Film ini mengambil awal mula plot cerita dari seri game Castlevania III: Dracula's Curse (1989), di mana perjalanan Trevor Belmont ingin membunuh Dracula, dalam perjalanannya Trevor bertemu dua tokoh lainnya yakni Sypha Belnades dan Alucard yang akhirnya mau menemani perjalanan dari Trevor dalam membunuh Dracula.

Itulah alur cerita yang seharunya di sajikan pada Season 1-2 film animasi Castlevania ini. Namun studio Project 51 yang merupakan studio yang mendapat hak dari Konami untuk membuat serial animasi Castlevania, mereka mengembangkan sendiri bagai mana keadaan dunia dan sifat-sifat dari karakter yang ada dalam film animasinya. Pada Season 1 malah sangat sedikit referensi cerita tokoh Trevor ingin membunuh Dracula, studio malah memberikan cerita back-story yang sangat emosional dan dramatis, menjelaskan kenapa tokoh Dracula sangat dendam dengan umat manusia dan ingin membunuh seluruh umat manusia

Pada Season 1 juga di ceritakan kalau manusia-lah yang terlihat jahat, mereka hanya mengikuti apa perintah dari pemimpin salah satu Gereja ortodoks yang sangat corrupt dan gila akan kekuasaan, sehingga malah membunuh istri dari Dracula yang ahli dalam ilmu kimia dan di kira sebagai penyihir. Studio memberikan sebuah gambaran moral, pada dunia baru yang sedang mereka jabarkan. Detail ini tentunya tidak ada dalam game-nya. 

Sifat dari Trevor yang menjadi pemabuk dan menjadi acuh tak acuh lagi dengan lingkungan sekitarnya juga merupakan sebuah tambahan dan pengembangan yang di berikan oleh pihak studio. kalau dari game Trevor di sini mengambil peran sebagai Attacker
Karakter Sypha juga unik, back-story hingga dia akhirnya mau ikut dengan Trevor di ceritakan juga secara rasional, Sypha berperan sebagai Magician dan terakhir adalah Alucard yang merupakan anak dari Dracula malah ingin menghentikan ayahnya, di sini Alucard berperan sebagai DefenderSehingga studio berhasil menciptakan sebuah dunia baru serta mengembangkan cerita baru di mana karakter-karakter dalam game Castlevania berkumpul.

Setiap karakter dalam sebuah film haruslah "Unik", dan memiliki tugas masing-masing. Seperti contoh di Film Star Wars era Lucasfilm. Setiap tokohnya memiliki tugas sendiri-sendiri, Luke Skywalker sebagai penyerang musuh, Han Solo sebagai Pilot yang handal, Chewbacca yang kuat sebagai pelindung mereka, Princess Leia sebagai ahli taktik perang dsb, sehingga saat karakter-karakter tersebut berkumpul, hal itu akan menciptakan sebuah kekuatan baru yang kuat. 

Berbeda dengan Star Wars era Disney, Tokoh penyerang Rey, Seorang pilot yang handal juga Rey, tokoh pelindung Rey, ahli strategi juga Rey, sehingga seakan-akan tokoh utama Rei tidak butuh karakter lain yang mendampinginya.

2. Castlevania menggunakan cara bercerita Plot Anti-narasi.

Sebagai contoh plot narasi seperti yang biasa kita temui dalam sebuah film, Contohnya film The Lord of The Rings bercerita tentang tokoh Frodo yang ingin menghancurkan Cincin di gunung Mordor. Narasinya berisi proses perjalanan dari Frodo untuk mencapai tujuannya di mana dalam perjalanan tersebut terdapat kendala seperti intrik, pengkhianatan, pertemanan dll yang merupakan bumbu dari sebuah narasi. Kita sebagai penonton dari awal sudah tau cerita TLOTR ini akan di bawa ke mana, apa yang di tuju dan sudah ada gambaran ending-nya akan seperti apa, apakah Frodo berhasi menghancurkan cincin tersebut atau tidak.

Anti-narasi merupakan kebalikan dari sebuah narasi, di mana kita tidak tau apa tujuan dari tokoh utama, saat kita mengira plot utama dari film ini adalah perjalanan Trevor untuk membunuh Dracula, ternyata plot utamanya bukan lah itu. Anti-narasi adalah penyampaian sebuah plot cerita yang akhir ending-nya tidak bisa di tebak arahnya. Kalau dari film sebagai contoh film Memento by Christopher Nolan yang menyajikan sebuah film dengan alur terbaik, sehingga kita sebagai penonton sama sekali tidak tau akan arah narasi dari film tersebut. 

Pada Season 1 dan 2 Castlevania, saat kita mengira plot akhirnya adalah pertarungan epic antara Trevor, Sypha, Alucard Vs Dracula, eh, kita malah di sajikan sebuah adegan seorang ayah yang menangis dan perlahan-lahan dadanya di tusuk oleh anaknya. Saat kita mengira tokoh Dracula itu sangat kuat, brutal dan jahat, kita malah di sajikan tokoh seorang ayah yang sebenarnya tidak memiliki keinginan apa-apa yang sangat mencintai anak dan istrinya. Kita melihat kesedihan Alucard setelah membunuh ayahnya, dia mulai ter obati dengan kedatangan dua manusia yang akhirnya di jadikan muridnya, namun di akhir Season malah muridnya yang ingin membunuh Alucard, menghianati semua kebaikan dari Alucard, untuk bisa menguasai benda-benda magis yang ada di dalam Castle Dracula. 

Saat kita di perkenalkan oleh tokoh The Judge yang terlihat seperti seorang yang baik, pintar dan merupakan simbol dari pahlawan, ternyata di akhir episode di tunjukkan kalau si-Judge memiliki kesenangan "kecilnya" sendiri, yakni dengan mengoleksi sepatu dari anak-anak kecil yang dia bunuh dengan perangkap pohon apelDi Season 2 juga terlihat intrik politik yang ada di sekitar kepemimpinan Dracula yang malah menjadi masalah utama, yang mana intrik tersebut sama sekali tidak kita duga-duga.

Akhirnya pada season ke 4 kita di sajikan sebuah hidangan penutup ending yang tidak kita kira-kira, siapa sebenarnya dalang dari semua mala petaka ini, dan ending dari Castlevania ini tentunya di tutup dengan sangat megah dan memukau. Membuat serial ini mendapatkan skor 8.3/10 (IMDB) dan 94%/100 di RottenTomatoes.

Jadi menurut saya itulah dua kesimpulan, yang membuat kenapa Castlevania cukup sukses dan di sukai oleh para penontonnya, baik penonton tersebut tau ada game-nya atau tidak, semua orang bisa mengikuti alur plot cerita Castlevania ini. Saya juga acungi jempol untuk studio Project 51 & Shankar Animation yang memberikan animasi yang cukup bagus & konsisten dengan adegan aksi yang sangat spektakuler. Terima kasih untuk Castlevania adaptasi Netflix ini, karena telah membuat cerita tentang Dracula menjadi keren lagi

No comments

'
Theme images by suprun. Powered by Blogger.