Nasib Pokémon GO dan Masa Depan EA Setelah di Beli Arab Saudi

 

Awal tahun 2025 ini Savvy Games Group (Scopely) yang juga merupakan bagian dari Dana Investasi Publik (PIF) milik negara Arab Saudi membeli divisi game dari Niantic sebesar $3.5 Billion (Rp57,75 Triliun).

Niantic memiliki 11 judul game yang sudah dirilis, yang paling terkenal tentunya Pokémon GO. Pokémon GO umurnya sudah 9 tahun, di release pada pertengahan tahun 2016, dan berjalan sampai sekarang.

Pendapatan rata-rata Niantic selama 5 tahun (2020-2024) adalah $1.07 Billion (Rp17,655 Triliun), kalau di potong dengan semua pengeluaran dll, maka sisa profit mereka sekitar $240 Million (Rp3,96 Triliun). 

57,75 ÷ 3,96 ≈ 14.58

Maka Scopely akan membutuhkan waktu kurang lebih 14,6 tahun untuk mengembalikan dana yang sudah mereka keluarkan untuk membeli Pokémon GO di awal tadi /balik modal. Pada umumnya perusahaan Dana Investasi Publik itu memang membutuhkan kurang lebih 10-20 tahun untuk balik modal. Selain balik modal tentunya mereka ingin mengejar yang namanya keuntungan.

Pertanyaanya besarnya, apakah umur Pokemon Go bisa bertahan hingga 14,6 tahun? apakah Pokemon Go bisa mempertahankan kepopulerannya selama itu?

Electronic Arts Inc (EA) baru-baru ini juga di beli oleh perusahaan Silver Lake dan Affinity Partners dengan nilai sebesar $55 Billion (Rp907,5 Triliun) mereka juga merupakan bagian dari Dana Investasi Publik (PIF) milik negara Arab Saudi.

EA terdiri dari 2 divisi, EA Sports yang fokus ke game-game olahraga (Madden, F1, EA Sports FC) dan EA Entertainment fokus ke game non-olahraga (seperti dev Respawn, DICE, BioWare). EA juga memegang banyak IP besar, yang mana mereka sudah me-release sekitar 138-178 game sejak tahun 1988.

Rata-rata pendapatan EA selama 5 tahun terakhir (2020-2024) kira-kira $6,63 Billion (Rp109,4 Triliun) per tahun.

Sama hal nya dengan akuisisi Pokémon GO, yang di pikirkan oleh pemegang saham adalah UNTUNG dan ingin segera balik modal secepat mungkin, mereka bukan Gamers, mereka Pebisnis, mereka Serigala

Lalu uangnya dari mana? ya dari "kita".

Yang saya rasakan dari game Pokémon GO sejak di akuisisi Scopely adalah :

Positif : banyak perubahan dari segi quality of life (QOL), fitur baru (game pass), perbaikan di beberapa fitur, item baru, game lebih stabil, event lebih banyak.

Negatif : More intenst fu*king monettization, setiap event selalu ada biaya 1-80$ untuk mendapatkan pengalaman bermain yang utuh, dulu setahun cuma 1x event besar (jd momen yang di tunggu2/spesial) dengan harga tiket 14$, sekarang setahun bisa 3x-4x event. Game Pass harganya 7.99$ tiap bulan kalau mau dapatkan item spesial (golden bottole cap) harus nambah lagi bayar 20$, free to pay upgrade model event, Pokemon berbayar dengan background khusus, limit cap remote raid di tambah = dapat uang lebih banyak.

Scopely sedang gila-gilan "milking" game Pokémon GO, rasanya seperti mereka akan menggunakan segala macam cara dengan menguji segala macam strategi monetisasi baru yang mungkin bisa mereka terapkan di Pokémon GO dari segala macam aspeknya.

Huff gila..

Jadi terbayang kan apa yang akan terjadi dengan EA.. :), apa tujuan pemegang saham sesungguhnya.

Tapi....

Menurut saya mungkin perlakuan Silver Lake dan Affinity Partners terhadap game-game EA akan sedikit lebih lunak, tidak seperti Pokémon GO yang umurnya sudah tua / akan mati. Mungkin mereka tidak akan terburu-buru, EA adalah perusahaan besar, dan masa depan mereka masih panjang. 

Tapi tentunya ada satu hal yang pasti, monetisasi terhadap game-game mereka akan jauh lebih parah kedepannya. Saatnya para "Serigala Rakus" masuk ke dalam industri video games.

*Tambahan Perusahaan Video Games yang dimiliki Entitas Arab Saudi

  • SNK 96% di miliki MiSK/EGDC yange merupakan entitas Saudi Arabia
  • Koei Tecmo 6.6% dimiliki PIF
  • Nintendo 6-7% dimiliki PIF
  • Capcom 6% dimiliki PIF
  • Take-Two Interactive, Activision Blizzard 2-3.5%
  • NCSoft, Nexon (dev Korea) 6-9.26%
Arab Saudi melalui Public Investment Fund (PIF) memang sedang melakukan diversifikasi ekonomi secara besar-besaran. Mereka sadar, ketergantungan penuh pada minyak berisiko sangat tinggi. Dunia mulai beralih ke energi terbarukan dan mobil listrik, harga minyak dunia juga semakin fluktuatif, tidak bisa dijadikan sandaran jangka panjang.

Karena itu, mereka menggelontorkan dana ke sektor-sektor masa depan seperti Game & software (Scopely, SNK, saham di Nintendo, EA, Activision) serta beberapa perusahaan yang bergerak di bidang Teknologi & hiburan (e-sports, film, AI, startup global).


Yah kita lihat saja seperti apa nasib EA dan Niantic di masa yang akan datang, tentunya saya berharap yang terbaik, semoga Danantara juga melakukan hal yang sama.

No comments

'
Theme images by suprun. Powered by Blogger.