Coba memahami karakter Eren Yeager di anime Attack on Titan


Akhirnya 10tahun anime Attack on Titan di tutup dengan sangat epic.


Jarang-jarang ada karakter utama yang merangkap juga sebagai musuh utama, sebuah pengembangan karakter yang terlihat kompleks tapi juga sederhana. Sebuah dualitas yang tidak mungkin terpisahkan, sebuah keindahan di dalam dunia yang kejam.



Saya mencoba untuk memahami tokoh Eren Yeager.


Tokoh Eren di awal cerita sangat membenci para titan, karena telah membunuh ibunya, dia sangat-sangat marah, lalu bersumpah akan membunuh semua "binatang" itu sampai tidak tersisa satu-pun. 


Di sini para pembaca menyukai tokoh Eren, karena menganggap apa yang di lakukan oleh Eren adalah sebuah hal yang seharus dia lakukan.


Di akhir cerita saat Eren sadar akan kebenaran yang sesungguhnya, dia mulai menjadi radikal, dia “berbalik” memilih untuk memusnahkan semua umat manusia. 


Di sini para pembaca mulai tidak suka sama tokoh Eren, dan mengaggapnya menjadi tokoh yang jahat.


Padahal moral kompas dari tokoh Eren sama sekali tidak pernah berubah, dia hanya memilih untuk membantai salah satu kelompok binatang. Moral pembacanya lah yang berubah, kita menganggap manusia itu baik, sedangkan titan adalah tokoh jahatnya. 


Padahal dalam cerita sudah jelas-jelas di gambarkan kelompok mana yang lebih buruk dari binatang, di tunjukkan dengan adik Grisha yang di bunuh lalu di berikan ke anjing untuk di makan.


Bagi Eren, saat orang lain mengambil kebebasan miliknya, maka dia akan mengambil balik kebebasan orang tersebut.


Anime ini coba menceritakan tentang arti sebuah "kebebasan".


Arti sebuah kebebasan bagi Eren selalu berubah, selalu berkembang seiring dengan berjalannya cerita, pada awalnya kebebasan adalah saat dia bisa bebas melihat dunia di balik tembok.


Lalu menganggap kebebasan adalah saat tidak ada lagi titan di dunia ini, yang terakhir dia merasa bebas saat bisa memilih untuk menginjak-injak semua manusia hingga tidak ada yang tersisa dan menjadikan dunia ini kembali menjadi sebuah kanvas yang kosong yang bebas untuk di isi apa pun.


Penulis cerita ini juga ingin menggambarkan kalau “cinta”, atau “mencintai” itu adalah bentuk dari ketidakbebasan, hal ini bisa di gambarkan dengan tokoh Mikasa atau juga Ymir, yang karena mencintai seseorang, akhirnya mereka menjadi menderita, Mikasa sekitar 70 tahun, bahkan Ymir terbelenggu hingga 2000 tahun. 



Sebuah pertanyaan, apakah kita memang manusia yang bebas?


Menurut Filusuf Jean-Paul Sartre, "Manusia telah dikutuk untuk bebas, karena begitu kita dilemparkan ke dunia ini, maka dia bertanggung jawab atas segala perbuatannya. Terserah kamu untuk memberi makna dari kehidupan.".


Tidak menurut Eren, bagi dia malah terbalik “Kita tidak pernah bebas, karena kita telah di lahirkan ke dunia ini”. Sampai-sampai di akhir cerita Eren mengais dan berkata, “Pada akhirnya aku hanya menjadi “budak” dari kebebasan”. Eren telah memahami kebebasan yang bersifat negatif.


Pada kenyataannya saat kita terlahir di dunia ini, makan kita semua akan di paksa untuk memilih akan dua hal, hal tersebut adalah berada di Surga atau Neraka. Pilihan dan tindakan kita selama hidup akan menuntun kita lebih dekat ke salah satu pilihan tersebut.


Jika benar kita adalah makhluk yang terlahir bebas?, apakah mungkin?, apakah bisa?, kita tidak memilih antara dua pilihan tersebut?


No comments

'
Theme images by suprun. Powered by Blogger.