Indie Review : The Swords of Ditto: Mormo's Curse (PS4 Pro)

The Swords of Ditto: Mormo's Curse adalah sebuah game dengan jenis action-adventure yang cukup menyenangkan di PlayStation 4. Game ini mengambil tema seorang penyihir muda yang terpilih secara acak dan harus menyelamatkan dunia dari kejahatan penyihir jahat yang bernama Mormo

Mormo secara misterius akan selalu kembali setiap 100 tahun sekali untuk menyerang dan merusak dunia. Hanya ada satu cara untuk mengalahkan Mormo, yaitu dengan menggunakan pedang ajaib yang disebut The Sword of Ditto

Jika karakter kita berhasil mengalahkan Mormo, maka 100 tahun ke depan dunia dari game ini akan sejahtera dan rakyatnya akan suka cita. Tapi kalau karakter kita gagal mengalahkan Mormo, maka dunia akan hancur dan akan di kuasai oleh monster-monster kuat, hal ini membuat perjalanan kita ke depan menjadi lebih sulit.

Gameplay dari game ini menurut saya sangat seru, dengan sistem pertarungan yang cukup intens dan menantang ala-ala "Soulslike". Pemain harus memanfaatkan kemampuan karakter dan senjata yang tersedia dengan baik untuk mengalahkan musuh-musuh yang ada. Selain itu, game ini juga menyediakan banyak rintangan dan puzzle yang menantang untuk diselesaikan. 

Salah satu hal menarik dari game ini adalah desain karakter yang unik dan lucu, dengan beberapa pilihan karakter yang dapat dipilih oleh pemain. Setiap karakter memiliki kemampuan dan keunikan tersendiri, sehingga membuat setiap run game terasa sedikit berbeda. Saya paling suka memainkan karakter yang memiliki LUCK tinggi, sehingga musuh akan nge-drop item dan critical hit ke musuh juga jadi lebih sering.

Lanjut ke desain dunia dalam game ini. The Swords of Ditto memiliki area semi open world yang cukup beragam dan tentunya menarik untuk dikunjungi. Di setiap arena juga terdapat beberapa Dungeon yang bisa juga kita masuki. Dalam dungeon tersebut pemain dapat menemukan berbagai macam item dan senjata yang bisa dikumpulkan selama menjelajahi dunia dari game ini. 

Game ini juga menggunakan sistem random arena generation, di mana arena akan di generate secara acak oleh komputer setiap kali karakter kita mati atau berhasil mengalahkan Mormo. Hal ini tentunya membuat game The Swords of Ditto terasa lebih menantang, karena pemain harus terus berusaha untuk mencapai hasil yang lebih baik di setiap kali run. Satu hal yang mungkin tidak cocok bagi beberapa pemain adalah sistem permadeath yang ada dalam game ini. 

Dengan meng-aktifkan fitur permadeath setiap kali karakter mati, pemain harus memulai dari awal dengan karakter baru. Namun, sistem ini sebenarnya membuat game ini terasa lebih menantang dan membuat kita lebih berhati-hati. Sistem ini juga kadang membuat para pemain merasa frustrasi, terutama jika mereka mengalami kekalahan yang berulang kali / cupu.

Art style merupakan hal paling menonjol yang membuat saya mau memainkan game ini. Game ini menggunakan gaya art yang disebut animasi cel shading. Gaya art ini merujuk pada sebuah teknik animasi yang menghasilkan tampilan karakter dan dunia yang terlihat seperti kartun. Gaya art ini biasanya menggunakan warna yang cerah dan garis-garis yang tegas untuk menonjolkan detail karakter dan dunia dalam game ini, sehingga terlihat seperti kartun yang hidup.

Gaya art animasi cel shading ini biasanya digunakan untuk memberikan tampilan yang lebih imersif dan menyenangkan pada game-game, terutama game-game yang mengambil tema dunia fantasi seperti The Swords of Ditto. Gaya art ini juga sering digunakan untuk memberikan kesan yang lebih "ringan" dan tidak terlalu serius pada sebuah game, sehingga cocok untuk pemain yang mencari kesenangan dan hiburan dari game.

Build karakter dari game ini mengambil tema kekanak-kanakan, seperti senjata yang kita gunakan itu adalah berbagai macam mainan anak-anak, seperti pistol mainan, frisbee, Yo-Yo, Drone dan bahkan karakter kita bisa berubah menjadi Power Ranger. Untuk aksesoris armor game ini menggunakan istilah "stiker" untuk memperkuat armor yang kita peroleh, jadi dengan menempelkan stiker / gambar tempel ke armor kita, otomatis armor kita memiliki kekuatan dari stiker yang kita tempelkan.

Secara story menurut saya cukup lemah, ada sedikit plot twist di akhir game, namun itu tidak membuat saya kaget sama sekali. Hal lainnya adalah penulisan cerita game ini cukup payah. Kalimat-kalimat yang di ucapkan pemain dan para NPC sangat tidak enak untuk di baca. 

Hal buruk lainnya adalah setiap kali run kita di batasi dengan kurun waktu, sehingga hal ini membuat saya tidak bisa secara santai menikmati dunia yang sangat indah ini, saya harus ter buru-buru naik level, mengumpulkan senjata dan mengalahkan Mormo dalam kurun waktu 7 hari in game.

Secara keseluruhan, The Swords of Ditto merupakan game yang sangat menyenangkan dan penuh dengan fantasy. Dengan karakter yang unik, gameplay yang intens, dan dunia yang indah, game ini pasti akan memuaskan pemain yang menyukai genre action-adventure. 

Game ini juga mengingatkan kepada saya kalau boss sesungguhnya yang harus kita hadapi di dunia nyata itu adalah "waktu". Karena waktu itu suatu saat akan habis, dan suatu saat saya tidak akan bisa bermain game lagi, sebuah boss yang tidak akan pernah bisa saya kalahkan.

Score dari saya : 7/10
Di mainkan di : PS4 Pro, HDR, 4K Auto Motion On

No comments

'
Theme images by suprun. Powered by Blogger.