APAKAH GAME BAJAKAN MENGHANCURKAN IINDUSTRI GAME ???
Part I: Sulitnya memperjuangkan bisnis.
Semoga bermanfaat, Sekian dan terima kasih
Pernahkah kamu merasakan kehilangan sebuah pekerjaan?, bisnis atau
usaha yang sudah kamu jalankan selama bertahun-tahun, akhirnya jatuh dan
mengalami kebangkrutan. Sebuah perusahaan akhirnya harus memecat karyawan
mereka, melakukan efisiensi besar - besaran, bahkan bukan tidak mungkin
menutup bisnis atau proyek mereka.
Kerusakan roda ekonomi seperti ini akhirnya membuat sebuah keluarga menjadi
rusak dan bahkan mungkin akan berpengaruh terhadap pendidikan anak. Mungkin
hal ini terdengar berlebihan dan tidak ada hubungan dengan industri video
game. Tapi ternyata keburukan-keburukan yang mungkin saja terjadi seperti
paparan di di atas tersebut benar-benar bisa terjadi di dalam sebuah
industri video game.
Tahukah kamu berapa biaya dan waktu yang dibutuhkan untuk membuat
sebuah video game Triple A
seperti Far-Cry 6, Cyberpunk 2077, God Of War (2018)? Bagi studio besar
seperti CD Red Project total biaya pembuatan game terbaru mereka,
Cyberpunk 2077 ada di kisaran 4.5 Triliun Rupiah yang juga termasuk
biaya marketing, gaji karyawan dan biaya produksi disk blu-ray. Biaya
sebesar ini membutuhkan investor kelas kakap, dan sayangnya tidak semua
perusahaan pengembang video game memiliki dana sebesar itu.
Sumber GamesIndustry.biz |
Bagaimana nasib Indie Developers? mereka yang juga memiliki ide
dan kreativitas tinggi namun hanya memiliki modal yang relatif kecil.
Tentunya mereka juga ingin ikut mencari tempat di dalam bisnis ini.
Jelas mereka tidak memiliki banyak modal, namun bukan berarti mereka
tidak memiliki kemampuan. Beberapa dari mereka cukup terkenal bahkan ada
yang membuat game hanya bermodalkan passion yang besar, ada yang
memiliki belasan orang di dalam proses pengembangan sebuah game, ada
pula game indie yang unik seperti game Stardew Valley, yang hanya
dikerjakan oleh 1 orang saja dalam kurun waktu 4 tahun dan kalian tidak
salah membaca, 1 orang saja.
Beberapa Indie Developer bahkan harus menerima kenyataan bahwa modal
mereka yang tidak besar harus bersaing dengan bukan hanya studio besar
yang memiliki modal besar namun juga bersaing dengan masalah game
bajakan.
Pada Desember 2012 game Battle Dungeon yang dikembangkan oleh Hunted
Crow harus menutup servernya, apa penyebabnya? Overload pada server mereka yang di masuki
oleh pengguna bajakan dalam jumlah yang sangat banyak. Game Dead Space
hanya terjual sekitar 1.5 juta copy pada tahun pertama, namun menurut
Visceral sebagai studio pengembang, game Dead Space dimainkan oleh
sekitar 5 juta orang, yang berarti ini ada selisih 3.5 juta copy pemain
aktiv pada saat itu. Apakah selisih ini dikarenakan game bajakan?
Masalah ini juga terjadi pada game-game seperti Project Zomboid,
Demigod, GameDev Tycoon (Karena Manuver Mereka Sendiri), dan beberapa
yang lainnya.
Di era sekarang ini bahkan banyak penjual akun curian hasil hack,
sebuah akun yang berisi game-game digital hasil kerja keras dan jerih
payah orang lain yang dihargai dengan hanya 100-200 ribu!!!! Bayangkan
jika Anda ada di posisi pemilik asli akun, apakah Anda bersedia barang
Anda di curi dan di perjual belikan? Kemudian apa yang bisa kita sama -
sama lakukan untuk memperbaiki komunitas dan industri ini?, lagi pula
kita (user dan studio pengembang) masih sama-sama saling membutuhkan
bukan?
Part II: Inovasi Untuk Melawan Balik dan Kerugian Para Gamers
Bukan tanpa perlawanan, pengembang pun memasukkan hal-hal unik untuk
melawan pembajakan dan sayangnya tidak semua dapat kami tulis dan
masukkan ke artikel kami. Kami contohkan;
Game Alan Wake (2010) akan memunculkan wajah
protagonist dengan penutup mata berlambang bajak laut jika game
mendeteksi salinan bajakan dimainkan, dengan harapan mempermalukan para
pemain bajakan.
Game Witcher 2 (2015) akan menggantikan wanita-wanita yang bisa
di-kencani (berhubungan badan) oleh tokoh utama Geralt dengan seorang
wanita tua bernama Marietta Loredo. Dan sebagai tambahan, mereka
juga sepertinya memasukkan sebuah script yang dengan acak dapat membunuh
Geralt di sepanjang permainan. Hmmm, unik.
Game Earthbound (1994) akan men-spawn musuh lebih banyak
dari pada biasanya. Bahkan yang lebih gila saat masuk ke Final Boss
layar akan freeze memaksa game untuk me-reset dan menghapus save file
yang sudah dimainkan selama 28 jam.
Para developer dan publisher bahkan bukan tidak jarang harus
memasukkan teknologi Denuvo Anti-Tamper dan DRM
lain yang malah membuat game mengalami penurunan performa, membuat
kita sebagai pembeli dan pengguna jadi dirugikan. Dengan teknologi
seperti ini mereka berharap setidaknya para cracker akan
membutuhkan waktu lebih banyak untuk menembus pertahanan mereka dan
menambah angka jual di awal rilis game mereka.
Kerugian memainkan game bajakan tidak hanya itu saja, Antivirus
AVAST telah mendeteksi sebuah malware yang menyebar melalui game bajakan
bernama Crackonosh yang mampu melakukan penambangan
crypto (Monero) ke perangkat yang terinfeksi secara diam-diam,
menyebabkan working load CPU dan GPU yang meningkat pada
perangkat komputer kita. Malware ini sudah terlacak pada lebih
dari 10.000 perangkat di dunia (Filipina, Brazil, Amerika, India,
Polandia) dan terus menyebar ke sebanyak kurang lebih 800 sistem atau
perangkat di setiap harinya. Menguntungkan pencipta Malware ini
lebih dari 2 juta dollar.
Untuk memerangi game bajakan developer tidak berhenti di sana,
developer memutuskan untuk memasukkan fitur wajib online pada game
mereka, tambahan Launcher, bahkan Loot Boxes, terlepas dari keuntungan secara
finansial dan kebijakan multiplayer, hal-hal ini akan semakin
mempersulit proses pembajakan sebuah game dan juga pemain game bajakan
akan di batasi tidak mendapatkan semua konten pada game yang dia bajak.
Part III : Apa Solusi Terbaik Untuk Semua?
Lewat layanan XBOX Game Pass, PS+, PlayStation Now, kita mulai bisa
menikmati konten-konten digital tanpa harus membeli namun membayar
iuran bulanan atau tahunan dengan imbalan jumlah library game yang besar. Hal
ini tentu akan menguntungkan para gamer, bahkan bisa menikmati game di
hari pertama rilis. Steam juga memiliki Refund Policy pada
mayoritas game yang mereka jual dan itu berarti kita bisa mencicipi game
tersebut sebelum yakin untuk tidak melakukan refund.
Membeli di saat diskon, barter game ke sesama gamer di dalam
komunitas, sharing akun ke teman yang di kenal, bahkan membeli game
bekas. Tidak semua game itu harus di beli di awal rilis. Menyimpan puluhan
game bahkan ratusan game bajakan di dalam hardisk kalian bukanlah
sesuatu yang bijak terutama mengingat waktu kalian yang terbatas dan
belum tentu bisa kalian mainkan semuanya, dan apakah bisa kalian lakukan
hal ini pada game original sekalipun? Menumpuk puluhan game pada NVMe
SSD PS5 dan XBOX Series X/S yang harganya selangit? Bisa jika Anda
adalah Sultan, tapi tidak semua orang adalah Sultan.
Sebuah kesimpulan yang bisa kita semua ambil dari artikel ini
adalah,
jika kalian bisa membeli konsolnya kalian pasti bisa membeli game nya.
Mainkan game yang hanya kalian ingin mainkan. Mari belajar menghargai
kerja keras orang lain dan Intellectual Property milik orang lain.
Selama para developer game masih mendapatkan keuntungan, maka kita masih
bisa menikmati karya-karya mereka di esok hari.
Semoga bermanfaat, Sekian dan terima kasih
Artikel ini di tulis oleh : Jafan Fauzi
Editor : Setya Panca
Leave a Comment