Review : Ghost of Tsushima (PS4)

Ghost of Tsushima (2020) merupakan sebuah game action-adventure, open world yang di kembangkan oleh developer Sucker Punch Productions dan di publish oleh Sony Interactive Entertainment. Sucker Punch sudah saya kenal game-game nya sejak era Sly Cooper di PS2 lalu berlanjut ke Infamous Series hingga PS4, jadi saya cukup mengenal game-game dari developer ini. Ghost of Tsushima bercerita tentang perjuangan tokoh utama Jin Sakai dalam menghadapi invasi Mongol pertama ke Jepang yang di mulai dari pulau paling selatan yakni pulau Tsushima.

Sebelum memainkan Ghost of Tsushima (GoT) saya menamatkan Watch Dogs: Legion (WDL), dan benar-benar terasa kontras sekali perbedaan kedua game ini, di saat saya memainkan WDL suasana kota futuristis dengan hiruk pikuk yang ada di dalam nya dan saat berada di dunia GoT perasaan terasa tenang, mendengarkan suara alam, serta pemandangan yang indah ter sajikan dengan apik. Ya first impression saya memainkan game ini adalah pemandangan alam yang sangat - sangat luar biasa indah yang baru pertama kali saya lihat selama memainkan game di era PS4. Latar pemandangan Jepang pada 700 tahun yang lalu di buat dengan sedemikian rupa sehingga sangat memanjakan mata saya.

Kombinasi warna yang terlihat begitu contras serta sangat berani membuat game ini terlihat cukup unik, HDR yang di implementasi kan juga membuat suasana sore terlihat begitu megah, terlihat warna Jingga di saat matahari terbenam. Cuaca mendung yang terlihat cukup kelam, di iringi dengan suara petir yang menggelegar. Suasana kabut, hujan terlihat begitu mempesona. Daun yang berjatuhan selalu menghiasi perjalanan dari tokoh utama.

Hal unik lain nya adalah tidak ada waypoints, GoT merupakan sebuah game open world yang tidak memiliki waypoints, namun karakter utama akan di pandu oleh hembusan angin. Dari sini kita sebagai pemain akan melihat berbagai macam hal yang berbeda-beda, jika di suruh menuju ke titik A maka rute untuk menuju ke titik A tersebut akan bermacam-macam, walau di ulang beberapa kali menuju ke titik A, karena kita menempuhnya dengan rute yang berbeda-beda maka kita sebagai pemain tidak merasa bosan.

Gameplay secara keseluruhan saya rasa cukup standard, yang biasa terdapat pada game-game open world, seperti misi utama, misi tambahan, mengoleksi artefak, dokumen, upgrade armor, senjata, membebaskan post untuk membuka map, serta mencari kuil di atas gunung. Misi-misi juga terbagi menjadi beberapa bagian, misal misi Masako Talesakan di bagi lagi menjadi 9 bagian yang akan tersebar di seluruh map dan selama menyelesaikan misi tersebut kadang saya ter alihkan dengan misi lain, Ishikawa tales yang terdiri dari 9 bagian juga, ada lagi Norio, Yuna, Kenji, Yuriko Tales yang juga terbagi menjadi 9 bagian masing-masing, hal ini membuat kita bingung proses misi tertentu sudah sampai mana?. Saran saya lebih baik menyelesaikan fokus ke 1 misi saja, abaikan yang lain nya.

Story juga menurut saya cukup standard, mungkin karena terbagi-bagi menjadi misi-misi kecil jadi saya tidak terlalu fokus terhadap dialog dari masing-masing karakter. Intinya karakter utama berjuang untuk mengusir pasukan Mongol dari pulau Tsushima. Namun memang saya akui ada beberapa misi yang di garap benar-benar serius seperti Six Blades Of Kojiro dimana karakter utama harus melawan 6 Samurai terbaik di pulau Tsushima atau misi The Heavenly Strike dimana karakter utama mempelajari serangan pedang petir yang akan sangat berguna selama perjalanan tokoh utama. Alur cerita dari game ini akan di bawa maju dan mundur, hal ini digunakan untuk lebih memperdalam karakter dari tokoh Jin ini ke para pemain.

Untuk musik dan score benar-benar sangat seimbang, antara musik saat bertarung dan saat eksplorasi berada di alam bebas. Musik ala-ala film Samurai tahun 80an begitu melekat pada game ini. Saya sama sekali tidak ada keluhan dari segi musik, hanya saja sayangnya tidak ada suara besi dari senjata yang beradu.

Namun ada hal menarik yang selalu ada pada beberapa game dari developer Sucker Punch yakni pilihan moral, seperti memilih untuk menjadi karakter jahat atau memilih untuk menjadi baik seperti dalam seri Infamous, dalam seri GoT ini kita akan memilih untuk mengikuti jalan Samurai atau malah menjadi "Ghost". Mengikuti jalan Samurai atau lebih dikenal dengan Bushido, "The Way of the Warrior" yang terdiri dari kejujuran, rasa hormat, kesetiaan, dan keberanian, seorang Samurai membunuh musuh dengan adil one on one combat serta melihat langsung ke mata musuh yang akan kita bunuh. 

Berbeda dengan jalan dari Ghost, Ghost menghalalkan segala cara untuk menang, membunuh secara diam-diam dari belakang, melempar bom asap, kunai, memakai racun dan yang paling parah adalah menggunakan Teror untuk menakuti musuh, yang mana hal tersebut tidak ada bedanya dengan pasukan Mongol yang sedang menginvasi pulau Tsushima. Ada salah satu percakapan yang selalu membekas di kepala saya antara karakter Jin dan Yuna, di saat Jin merasa bersalah membunuh musuh dari belakang, tokoh Jin bersikeras tidak mau melanggar jalan Samurai nya, lalu tokoh Yuna berkata, "if you can't break it, then bend it", tidak usah di patahkan, tapi bengkok kan.

Hal menarik lain nya adalah rumor dari sepak terjang Ghost yang sedikit demi sedikit menyebar di kalangan masyarakat, selama perjalanan kita akan mendengarkan percakapan dari warga yang akan membicarakan hal ini, banyak informasi tentang ghost yang benar dan bahkan ada yang di besar-besarkan, ada pro kontra juga di kalangan masyarakat melambangkan tokoh Ghost ini sebagai penolong atau malah seorang iblis. Karakter kita akan semakin naik level hingga mendapatkan julukan tertinggi yakni "Ghost of Tsushima". Sistem rumor seperti ini biasa di adaptasi dalam game Persona.

Battle dari game ini seperti sebuah tarian kematian, cara battle seperti ini pernah saya lihat di film live action Rurouni Kenshin (Samurai X), dimana karakter utama yang kita mainkan begitu lincah, kadang sayatan Katana juga bisa membunuh musuh  hanya sekali tebas. Kalau kita sudah terbiasa dengan semua tombol battle dari game ini rasanya jadi cukup mengasyikan, kombinasi menghindar, mengangkis dan menyerang terasa begitu fasih, animasi dari karakter utama juga terlihat halus. Awalnya saya sedikit kerepotan dalam menganti - ganti kuda-kuda gaya pedang, karena setiap musuh yang memegang senjata tertentu cara melawan nya juga juga berbeda-beda.

Dalam sekali battle kadang harus ber gonta ganti kuda-kuda beberapa kali. Kuda - kuda Batu cocok untuk melawan musuh yang hanya menggunakan pedang, kuda - kuda Air cocok untuk melawan musuh yang menggunakan perisai, kuda - kuda Angin cocok untuk melawan musuh yang menggunakan senjata tombak dan terakhir kuda - kuda Bulan cocok untuk melawan musuh yang berukuran besar.

Selain menggunakan Katana dan Wakizashi (Katana ukuran pendek) karakter kita juga harus lihai dalam memanah, karena dalam game panah memanah merupakan aspek yang cukup penting. Selain itu senjata dari karakter Ghost ini malah seperti senjata dari para Ninja, seperti kunai, bom asap, bom lengket yang meledak, kembang api dan sumpitan tiup yang mengandung racun. Saya rasa semua senjata dari Ghost ini sangat cocok jika di gunakan saat kita memainkan game ini di level yang paling sulit.

Ghost of Tsushima merupakan saingan terberat The Last of Us Part II saat ajang Game of the Year awards 2020, setelah akhirnya memainkan kedua game ini saya bisa mengambil sebuah kesimpulan dan benar-benar membandingkan kualitas kedua game ini, dan benar saja menurut saya pribadi TLOU II tetap masih unggul dari segi grafis, cerita, ketegangan cerita dan animasi karakter. Memang sebenarnya tidak apple to apple jika membandingkan kedua game ini karena satu merupakan game yang linier dan satunya open world, namun penurut saya keputusan dari GOTY 2020 sudah tepat. 

Selama memainkan game di PS4 formula yang ada di game Ghost of Tsushima ini merupakan sebuah formula generik untuk menghasilkan game bagus yang biasa di gunakan oleh developer game dan itu menurut saya sudah biasa, The Last of Us Part II memberikan sebuah cerita yang sangat dalam dan extraordinary. Kalau masalah LGBTQ di game GoT juga ada, salah satu tokoh yakni Lady Masako di ceritakan menjalin hubungan dengan mantan pelayan nya yang juga seorang wanita.

Minus dari game ini sangat cukup minor menurut saya hanya dari struktur misi yang di potong-potong dan animasi pada mata karakter seperti lari-lari, awalnya sangat menggangu saya karena terlihat sangat tidak manusiawi, ada yang aneh dari mimik mukanya, dan saat ada dialog otomatis saya langsung melihat ke arah mata dari karakter yang bergerak gerak tidak normal. Coba perhatikan ekspresi mata dari karakter utama pada gambar di bawah ini, begitu datar, padahal itu final battle.

Overall bisa di bilang ini merupakan sebuah game yang hampir sempurna, sebuah game yang mungkin lebih bisa di terima oleh banyak orang. Grafis yang sangat bagus, pemandangan yang sangat indah, membuat saya selalu geleng-geleng kepala saat berada di suatu wilayah dari game ini, sangat indah sekali. Kita bisa ber petualang sebagai tokoh Samurai di pulau Tsushima pada 700 tahun silam, merupakan sebuah pengalaman yang hanya bisa kita rasakan dari bermain games. Saya sangat merekomendasikan game ini ke teman-teman semua, karena memang jarang sekali sebuah game ber tema Samurai yang se bagus ini. Untung saja Ubisoft dengan Assassin's Creed-nya tidak jadi membuat game dengan setting negara Jepang, yang membuat game Ghost of Tsushima ini tidak ada pembanding nya.

Oiya di akhir game akan ada 2 pilihan yang cukup menarik, dimana duel terakhir Jin dengan paman nya Lord Shimura, setelah pertarungan berakhir akan ada dua pilihan;

  1. Menghormati si paman yang sudah kalah dengan cara membunuhnya (pilihan ini yang di minta oleh paman nya, karena merupakan kode dari Samurai)
  2. Meninggalkan paman nya dan membiarkan nya hidup dengan konsekuensi Jin akan di buru oleh para Samurai se umur hidup nya.

Dari dua pilihan ini, jika kita menyimak permainan dari awal sampai akhir maka jawaban nya sudah sangat jelas yakni no 2. Poin utama dari semua petualangan ini adalah tidak terikat dengan Tradisi kuno. Tidak ada kehormatan dari seseorang yang sudah mati. "No Honor in Death".

Score dari Saya : 9/10
Dimainkan di : PS4 Pro HDR, 4K, Auto Motion ON

No comments

'
Theme images by suprun. Powered by Blogger.