Review : Middle-earth: Shadow of War (PS4)

Middle-earth: Shadow of War (2017) merupakan sebuah game kelanjutan dari francaise Middle-earth: Shadow of Mordor (2014) yang di develop oleh Monolith Productions, game ini menggunakan engine terbaru dari developer ini yakni LithTech Firebird. Developer ini saya kenal dari game F.E.A.R. yang cukup unik, menggabungkan tema FPS perang dan Horror. Shadow of Mordor (2014) merupakan game yang sangat solid sekali dari sisi gameplay, saya memainkan nya hingga 2x, satu versi standard satunya versi GOTY. Jadi di review ini saya akan sedikit membandingkan antara kedua seri ini.

Saat pertama kali memainkan Middle-earth: Shadow of War yang pertama ada di pikiran saya adalah peningkatan grafis yang sangat signifikan, sebelumnya Shadow of Mordor masih menggunakan engine LithTech Jupiter EX dan PlayStation 3 masih kebagian game ini, namun di seri Shadow of War memang developer sudah fokus ke next gen sepenuhnya sehingga peningkatan grafis nya sangat maksimal. Mata saya sangat di manjakan dengan pemandangan yang di sajikan oleh game ini. Dunia dari Middle-earth menjadi serasa hidup dan kita ada di dalamnya untuk di eksplorasi. 

Dunia yang di berikan cukup beragam, game ini mencoba untuk memberikan sebuah warna baru di masing-masing region sehingga tidak membosankan. Dalam bayangan awal saya dunia Middle-earth sangatlah kusam, hancur dan jelek, tau nya di game ini di berikan sebuah dunia yang sangat indah, mulai dari Hutan yang terlihat hijau, pegunungan es yang tertutup salju, gunung berapi yang megah, hingga kerajaan yang sedang di invasi. Setiap arena memiliki skema waktu, sehingga kita bisa merasakan dunia malam yang mencekam dan siang yang indah.

Sistem yang menurut saya cukup berubah adalah sistem berkelahi nya, di seri pertama battle system terasa sangat solid dan setiap counter dan serangan terasa begitu impact full, animasi finishing move nya juga sangat keren dan terasa berbobot. Di seri Shadow of War ini malah terjadi penurunan dari segi battle, battle pada game ini berubah menjadi jenis Musou (1 vs banyak musuh), dan setiap serangan pedang terasa lemah dengan sound effect yang agak kurang pas. Sehingga proses battle menurut saya jadi sangat kurang seru. Finishing Move nya juga beda feel nya, kadang kurang pas dan saya tidak tau kenapa rasanya tidak terlalu puas saat melakukan finishing move.

Dari segi story saya juga tidak bisa menikmati story nya yang terasa hambar dan tidak menarik. Setiap karakter terasa lemah dan saya tidak perduli dengan apa yang akan terjadi dengan karakter - karakter tersebut. Terlalu banyak side mission membuat saya kadang lupa dengan main story sudah sampai mana. Main Mission nya pun terasa sangat monoton, itu-itu aja, seperti membunuh orc, mengikuti orc, membunuh orc, meracuni orc, merebut kerajaan orc, membunuh orc dst, saat melakukan misi-misi ini serasa tidak ada habisnya dan tidak bermakna apa-apa.

Hal baru yang di implementasi-kan pada game ini adalah sistem class equipment, common, rare, legendary, yang membuat kita membunuh kapten orc berulang kali untuk mendapatkan equipment yang lebih bagus. Namun setiap equipment terasa tidak terlalu memiliki dampak jadi dengan equipment seadanya pun tidak ada masalahEquipment legendary sepertinya hanya di pakai saat kita gunakan untuk bermain online menyerang kerajaan player lain.

Overall saya pribadi tidak terlalu puas dengan seri ke dua ini, pada seri pertama, dari segi cerita tidak bagus namun memiliki gameplay yang solid, sehingga saat memainkan nya menjadi cukup fun. Di seri ke dua ini cerita jelek dan gameplay menjadi jelek membuat sangat tidak menyenangkan saat saya mainkan, grafis yang meningkat secara signifikan menurut saya tidak menolong game ini. Saat menamatkan game ini sebenarnya di berikan adegan yang menyedihkan, namun karena saya tidak mengenal siapa orang itu (yang meninggal) jadi mohon maaf tidak ada perasaan apa pun.

Score dari saya : 6/10 (Sangat di sayangkan)

Dimainkan di : PS4 Pro, 4k, HDR on, Auto Motion on.
Tingkat Kesulitan : 4/10
Durasi Platinum : 40 Jam

No comments

'
Theme images by suprun. Powered by Blogger.