Game Review : Child of Light (PS4)


Ubisoft merupakan sebuah developer games yang sebenarnya memiliki potensi sangat besar dan dampak cukup besar bagi industri Gaming untuk saat ini, tidak dapat dipungkiri game-games dari Ubisoft sebenarnya banyak di nanti oleh para fansnya, walaupun kadang saat final release nya games dari Ubisoft kadang mengecewakan, seperti judul-judul; For Honor yang story nya monoton, AC Unity yang banyak bug dan framerate drop, Watch Dogs 1 yang mengalami penurunan grafis saat final release nya, The Division dan The Crew yang hanya ada mode multiplayer tidak ada offline mode nya dan lain-lainnya
 


Terlepas dari itu semua, secara tidak sadar sebenarnya Ubisoft telah memberikan kita games dengan judul-judul yang tidak terlupakan sepanjang masa, seperti Splinter Cell series, Assassin's Creed II, Far Cry 3, Prince Of Persia series, Rayman series, Beyond Good & Evil, Valiant Hearts dan Child Of Light.


Dengan judul Child Of Light Ubisoft Montreal membuktikan kembali bahwa grafis 3D yang kompleks membantah kan bahwa game bagus harus yang memiliki grafis 3D yang bagus pula. Child Of Light menggunakan grafis 2.5D dengan tema art yang sangat memukau mata.



Child Of Light pertama di release April 2014 untuk semua platform Gaming, dan pertama kali saya memainkan game ini dulu kala saat ada diPS Vita, dan beberapa hari ini saya menamatkan nya kembali diPS4. Child Of Light menggunakan engine UbiArt Framework yang biasa mereka gunakan untuk games Rayman series, dan terbukti game ini memiliki art, pencahayaan, grafis, pemandangan yang sangat indah sekali.





Child Of Light merupakan sebuah game dengan tipe side-scroller dengan bumbu elemen role-playing dalam sistem pertarungan nya, ada teman saya yang bilang kenapa battle nya harus RPG, kenapa tidak langsung pukul dan tebas saja kan lebih simple?, namun menurut saya,salah satu yang unik dari game ini adalah elemen RPG-nya, dan inilah yang membuat game ini menjadi sedikit lebih lama durasinya (8 Jam). Child Of Light mengambil sudut pandang tokoh protagonist bernama Aurora yang mengambil setting dunia mistis bernama Lemuria, yang mana diceritakan Aurora meninggal karena hipotermia atau kedinginan dan dia terbangun di dunia tersebut dan harus memulai mencari kebenaran tentang apa yang sebenarnya terjadi di Lemuria, dan Aurora harus mengemban tugas untuk mengembalikan matahari, bulan dan bintang yang ditawan oleh ratu kegelapan.




Yang menonjol dari game ini tentunya adalah grafis art ala-ala lukisan kanvas yang sangat unik dan bagus sekali, ada berbagai macam jenis arena dengan tone warna untuk setiap arena yang berbeda-beda pula, itu membuat kita tidak bosan saat menjelajah dunia Lemurian ini. Tidak itu saja dari story line cukup Plot twist, persahabatan dan pengkhianatan, dimana perjalanan Aurora dari kecil hingga menjadi besar, dari mulai berjalan hingga akhirnya dia ternyata bisa terbang, dari memulai petualangan sendirian sampai akhirnya bertemu teman-teman yang memiliki back story dan permintaan quest yang bermacam-macam, seakan akan kita sebagai pemain dibawa masuk ke dalam suasana petualangan Aurora. Tidak itu saja dari segi sound design game ini cukup mendukung, irama lagu yang slow dan mendayu-dayu sangat cocok dengan suasana dunia Lemurian ini, game ini sangat cocok dimainkan dengan headset, saat melawan bos beat musik menjadi lebih cepat sehingga memicu semangat untuk mengalahkan bos tersebut, walau kalah berkali-kali.




Overall game ini cukup bagus sekali, game ini menjadi free PS Plus region 3 bulan Agustus kemarin, yang kurang menurut saya game ini durasi nya sangat pendek, dan tidak ada Platinum Trophy Nya, sehingga "motivasi" untuk menamatkan game ini dalam mode New Game+ tidak ada, setelah tamat di level 55 ya sudah, tidak ada alternatif ending lainnya.

Game ini memang pantas mendapat rate yang tinggi diangka 8-9/10.

No comments

'
Theme images by suprun. Powered by Blogger.