CeritaGames : Apakah Kita "Sudah" Hidup Dalam Simulasi Komputer?
Game Pong sama sekali tidak menggunakan bahasa pemrograman tertentu, tidak seperti games sekarang ini yang sudah menggunakan pemrograman tingkat tinggi.
Game dengan judul Adventure (game berbasis text) yang di buat pada tahun 1976 oleh Will Crowther dan Don Woods yang tercatat merupakan awal mula sebuah game yang mulai menggunakan bahasa pemrograman Fortran dan C.
Terbayang tidak?
Pada tahun 1972 manusia baru bisa membuat permainan yang terdiri dari kurang lebih 20 pixel, setelah berjalan 51 tahun (2023) sebuah engine video game ber nama Unreal Engine 5 sudah bisa memproses kurang lebih 1 milyar poligon secara real time.
Hal ini tentunya membuat grafis dari sebuah video game hampir terlihat realistis seperti dunia nyata. Kita sangat terobsesi untuk membuat grafis video game menyerupai dunia nyata, untuk apa?
Apa yang akan terjadi pada industri video games 50-100 tahun mendatang?
Apakah kita akan masuk ke dalam dunia video game?, dan tidak sadar sudah berada di dalamnya. Dalam sebuah video game ruang dan waktu tentu berjalan dengan sangat berbeda, tergantung dari pembuat program / developer dari game tersebut. Seorang developer pun yang akan merancang, mendesain akan seperti apa dunia tersebut akan berjalan.
Pada tahun 2003 seorang ahli filsafat Nick Bostrom menerbitkan sebuah makalah berjudul "Are you living in a computer?", dan dalam makalah itu di jelaskan, kalau bisa jadi sebenarnya kita sudah hidup dalam sebuah simulasi komputer yang sudah di buat oleh nenek moyang kita, untuk tujuan mempelajari perilaku manusia di awal peradaban.
1 titik dalam dunia digital di namakan 1 pixel, dalam dunia kita 1 titik itu dinamakan 1 atom. Atom adalah unit dasar penyusun semua materi yang ada di alam semesta.
Elon Musk CEO dari Tesla dan SpaceX menyatakan bahwa dia cenderung mempercayai kemungkinan kita hidup dalam sebuah simulasi komputer. Pada tahun 2016, dalam sebuah konferensi tentang teknologi, Musk menyatakan bahwa kemungkinan besar kita sedang hidup dalam sebuah simulasi komputer yang sangat canggih.
Yakin apakah itu mungkin?
Tentu sangat mungkin, perkembangan hardware komputer sudah sangat maju, di masa depan kita akan menggunakan Quantum Computer dengan teknologi Qubits-nya, Di perkirakan pada tahun 2025, IBM akan memproduksi 4,000 Quibits.
Dari seri software juga sudah meningkat pesat, saat ini AI sudah bisa di tugaskan untuk membuat sebuah Algoritma tertentu, tidak menutup kemungkinan suatu saat AI akan membuat AI turunan dan AI turunan akan membuat AI di bawahnya lagi hingga tercipta berlapis-lapis AI. Konsep ini dikenal sebagai AutoML (Auto Machine Learning) atau AutoAI.
Untuk mengelabuhi kesadaran tentunya bisa menggunakan semacam bahan kimia tertentu, sehingga bisa mengurangi tingkat kesadaran dari orang tersebut, sama seperti saat kita tertidur lalu bermimpi, saat frekuensi otak berada pada posisi Delta (1-4Hz) kita tidak akan pernah sadar kalau kita sedang berada di dalam dunia mimpi, walau pun terjadi kejadian konyol dan tidak masuk akal, kita tetap tidak sadar.
Saat kita terbangun, kita menganggap kalau itu merupakan tingkat kesadaran penuh, ternyata tidak, Penelitian mengungkapkan dengan mengonsumsi obat Psychedelic (bahasa Yunani, Psycho artinya pikiran, dan Delic, artinya memanifestikan) makan kesadaran orang tersebut akan meningkat sangat drastis atau di kenal dengan istilah "expansion of consciousness".
Penggunanya akan melihat pola-pola simetris struktur bentuk (poligon) yang tidak pernah dia lihat sebelumnya, bisa melihat karakter-karakter aneh yang sangat-sangat nyata di sekitarnya (halusinogen), mendengarkan bisikan-bisikan tertentu (halusinasi auditif).
Jika obat psychedelic di berikan secara diam-diam kepada orang yang taat akan agama, sangat beriman, maka saat di tanya setelahnya, dia pasti akan berkata, kalau dia habis bertemu dengan Tuhan.
Obat ini tentu terlarang, karena warga sipil tidak boleh mendapatkan kesadaran yang lebih tinggi. "Untuk mengetahui panas dari Matahari, yang panasnya 15jt Celsius, kita tidak perlu untuk memegangnya".
"Imajinasi lebih penting daripada pengetahuan. Pengetahuan terbatas, sementara imajinasi membentang seluruh dunia." - Albert Einstein.
Saya selalu berpikir, apakah kita memang sudah berada dalam sebuah simulasi komputer, apa tanda-tandanya?, bagai mana cara bisa tau? di saat kebanyakan orang hanya menjalani kehidupan sesuai dengan alurnya.
Saya selalu ingat, bahwa penjara paling kuat itu bukanlah penjara secara fisik, melainkan penjara cara berpikir, membatasi imajinasi seseorang.
Tokoh karakter video game seperti Mario, Sonic, Pac-Man, Mega Man itu mereka tidak akan pernah sadar kalau mereka hanyalah tokoh dari video games, mereka hanya menjalankan runtutan program, kombinasi tombol-tombol yang di pencet oleh para pemainnya. Apakah mungkin karakter-karakter video game tersebut bisa keluar dari realitasnya lalu bisa bertemu penciptanya atau bisa kah mereka bertemu dengan Tuhan-nya..
Leave a Comment