Review: Final Fantasy VII Remake

Saat teman-teman membaca review ini, teman-teman akan mendapatkan sebuah pengalaman review dari sudut pandang seorang "Trophy Hunter", yang mungkin akan jarang sekali di temukan di indonesia, sebuah sudut pandang yang mungkin akan berbeda dari media review lainnya. Sebelum menulis sebuah review, saya juga tidak pernah membaca review game tersebut dari media lainnya, supaya apa yang keluar dari pemikiran saya adalah pemikiran original dan autentik yang tidak terpengaruh oleh artikel yang pernah saya baca. Saat memainkan game sampai menulis review nya, saya harus mendapatkan Platinum Trophy terlebih dahulu dari game tersebut, jadi secara porsi harusnya saya sudah merasakan 90-98% dari keseluruhan konten game tersebut. Sebagai contoh tentunya game Final Fantasy VII: Remake ini saya menamatkan game ini sebanyak 3x, sekali di level easy, kedua dan ketiga di level hard, total durasi bermain sekitar 102 jam. Oke sekian intermeso nya, ayo kita lanjut ke review game-nya.
Original Final Fantasy VII merupakan sebuah game Japanese RPG yang di release pada tahun 1997 silam oleh Square Soft (sekarang menjadi Square Enix). Pada saat itu Final Fantasy VII merupakan sebuah game RPG yang sangat sukses dan di sukai oleh banyak gamer sampai negara eropa dan amerika, yang mana hal ini sangat mengangkat nama genre JRPG di mata dunia. Saya masih ingat pada Saat itu saya masih sekolah SD, dan Final Fantasy VII ini merupakan seri Final Fantasy pertama saya. Pada saat itu tentunya saya cuma menonton, Saya tidak punya PS1, jadi saat itu cuma melihat teman (yang punya PS1) atau kakak saya memainkan game ini. Pada jaman PS1 saya masih ingat, saya sangat suka sekali dengan game jenis JRPG yang memiliki ukuran dan bentuk karakter utama mendekati bentuk manusia (pada saat itu masih sangat jarang) seperti contoh The Legend of Dragoon, Final Fantasy VIIIJade CocoonVagrant StoryChrono Cross, TriggerXenogears, Breath of Fire IV, Alundra, Tales of Destiny, Wild Arms, Legend of Legaia, Valkyrie Profile, Person, Tales of Mana, Saga Frontier dll. Bisa di bilang game favorit saya ada game Japanese RPG pada saat itu, itu karena terpengaruh kakak saya. Setelah itu saya sebagian besar hanya memainkan game jenis JRPG sampai era PS3, di era PS3 saya mulai memainkan semua jenis game karena game JRPG mulai sedikit jumlahnya. Saya jadi ingat saat pertama membeli PS3 niat saya untuk memainkan Final Fantasy XIII pada tahun 2012.
Just info, Final Fantasy VII Original sendiri saya sudah tamat beberapa kali, baik via emulator PC, HP atau memainkan seri remastered nya di PS4 (thn 2015).
Jadi bisa di bilang Final Fantasy VII ini merupakan sebuah game yang sangat berarti bagi saya ("this game is so dear to me"), yang memiliki tempat tersendiri di hati saya, sebuah game yang penuh memory sentimental didalamnya. Saat saya melihat teaser pertama di E3 2015 tentunya membuat saya dan semua orang pecinta seri ini menjadi sangat hype bersemangat. Seri Remake yang mungkin bisa sebagai unsur nostalgia atau mungkin sebagai game baru untuk anak-anak generasi sekarang. Tidak itu saja nama-nama staff inti pembuat Final Fantasy VII Original seperti Tetsuya Nomura, Yoshinori Kitase, Nobuo Uematsu, Kazushige Nojima juga kembali dan ikut andil untuk membuat Final Fantasy VII Remake ini. Final Fantasy VII: Remake ini juga di kerjakan menggunakan Unreal Engine 4 yang merupakan sebuah engine yang sangat power full dan telah ter uji di berbagai macam game di era PS4. Pasti teman-teman semua yang baca, punya memory sendiri-sendiri tentang game ini.
Final Fantasy VII: Remake akan menceritakan kembali sebuah petualangan epik yang dikemas dalam grafis modern dari tokoh protagonist bernama Cloud Strife beserta teman-temannya untuk bisa menyelamatkan Planet (Gaia) yang energi kehidupan nya di eksploitasi oleh sebuah perusahaan berkedok listrik bernama Shinra Electric Power Company. Saat pertama kali memainkan game ini, pada adegan awal pengeboman Mako Reactor 1 saya merasa benar-benar sangat gembira, banyak hal-hal baru, serta saya di bawa kembali nostalgia lagi ke era - era PS1, dengan menggunakan mekanisme bertarung model baru, lebih action. Game Remake ini ingin mencoba merangkul fans baru dengan tidak meninggalkan fans lamanya dimana developer tetap memberikan fitur berkelahi model classic. Kalau saya pribadi tentunya tidak masalah dengan gaya bertarung yang baru ini. 

Awal cerita tentunya sangat menarik, karena saya memperhatikan banyak hal baru dan mempelajari hal-hal baru dari game ini. Desain karakter yang sangat detail benar-benar memanjakan mata saya, ekspresi wajah, mata bersinar, rambut, dubbing suara membuat karakter dari game ini menjadi lebih hidup. Dengan ekspresi wajah ini tentunya akan memperjelas emosi dari masing-masing karakternya, hal yang belum bisa di sampaikan dari Final Fantasy VII tahun 1997. Dengan ekspresi wajah ini tentunya akan membawa game ini ke level yang jauh berbeda.
Impresi awal saya saat memainkan game ini adalah, cerita dari Final Fantasy VII bisa di sampaikan dengan sangat baik, menimbulkan impact yang sangat immersive, hubungan antar karakter sangat terasa, dari segi cerita memang tidak diragukan lagi Final Fantasy VII 97 memiliki cerita yang sangat bagus, dengan se-gudang karakter-karakter yang menarik, baik dari sisi antagonist atau protagonist. Apa lagi saat memainkan Final Fantasy VII: Remake ini kita sudah mengetahui berbagai macam cerita tambahan seperti cerita prequel pada Crisis Core: Final Fantasy VII yang menceritakan tentang origin Zack serta borok dari asal usul eksperimen Soldier, ada juga Final Fantasy VII: Advent Children yang menceritakan 2 tahun setelah kejadian Final Fantasy VII 97, serta Dirge of Cerberus: Final Fantasy VII yang menceritakan dari sudut pandang karakter Vincent tiga tahun setelah kejadian Final Fantasy VII 97. Jadi bisa di bilang sudah banyak informasi yang sangat kita pahami saat memainkan game ini. Semua informasi itu akan di sampaikan lewat cutscane-cutscane yang sangat bagus dan detail, saya selalu menunggu saat cutscane dari game ini, melihat muka masing-masing karakter yang sedang berdialog, interaksi dan merasakan emosi dari mereka.


Kita akan mengeksplorasi kota Midgar yang merupakan ibu kota dan pangkalan kekuatan Shinra Electric Power Company di dunia Gaia yang bertemakan steampunk yang sangat megah. Kita akan melihat lebih detail sudut kota beserta keadaan sosial yang ada di dalamnya, seperti dampak dari pengeboman Reaktor 1 akan berimbas dengan kondisi sosial di sekitarnya, melihat para NPC yang memberikan komentar tentang pengeboman tersebut, hal ini hanya bisa ter-sampaikan dari seri remake ini. Setelah itu Kita akan menjelajah ke Sektor 7 lalu masuk ke dalam 7th Heaven bar milik Barett, menyelesaikan berbagai macam mini game yang menurut saya masih terasa oke aja. Kita akan di bawa menjelajahi Sektor 5, rumah Aerith, kota sekitarnya dll.
Developer berhasil memperjelas detail cerita, seperti seluk beluk kota Midgar, siapa saja director yang menjabat masing-masing divisi, kemudian di jelaskan juga tentang asal usul bangsa Ancient dan tujuan utama dari president Shinra. Membuat saya menjadi lebih paham tentang dunia dari Final Fantasy VII.
Hal menarik lainnya adalah boss battle yang sangat seru, bisa saya bilang boss battle yang sangat epic sekali. Semua boss battle pada Final Fantasy VII Remake ini saya acungi jempol, sangat keren sekali, saat melawan boss tersebut dia akan berubah bentuk beberapa kali, atau mengganti pola serangannya, dan kita harus bisa membaca kelemahan dari boss tersebut, membuat pengalaman melawan setiap boss menjadi bervariasi. Di antara perubahan serangan tersebut biasanya di selipkan sebuah cutscene yang sangat memukau. Pada Chapter 7 malah kita bisa mendesain kekuatan dari boss yang akan kita lawan, dan menurut saya ini cukup unik dan baru sekali ini saya rasakan hal seperti ini, Karakter utama di suruh melakukan sabotase terhadap komponen-komponen yang akan di pasang pada sebuah boss tersebut, walaupun pada akhirnya saya tidak begitu ingat apa impact yang telah saya lakukan tadi, boss yang saya lawan tetap aja beringas.
Hal bagus lainnya adalah soundtrack yang di re take dengan aransemen baru namun tidak meninggalkan sisi originalitas-nya dan terdengar begitu indah, sangat nostalgia, sangat cocok, saat mendengar lagu tema dari Tifa dan Aerith saya sampai merinding. Benar-benar Nobuo Uematsu sebagai composer musik nya bisa membuat sebuah tema musik yang sesuai dengan masing-masing karakter pada game ini. Musik pada boss battle sangat menarik, sangat-sangat iconic membuat adrenalin terpacu.
Seperti sebuah mata koin yang memiliki dua sisi yang berbedaFinal Fantasy VII Remake ini tentunya memiliki beberapa kekurangan yang menurut saya cukup mengecewakan, dan ini merupakan pendapat saya pribadi, sebagai pencinta game jenis RPG. Untuk kekurangan akan saya buat per poin aja, lalu akan saya jelaskan sedikit. Dan kekurangan ini saya rasa akan berbeda-beda tanggapan nya, ada org yang akan memaklumkan dan ada yang setuju dengan saya. Saya mengambil poin-poin setelah saya menamatkan game ini 3x
- Sebuah game yang saya rasa di buat menjadi terlalu linear, kelebihan dari game ini tentunya karena kita sudah paham secara garis besar cerita dari game ini, sudah kenal karakter-karakter di dalamnya karena sudah memainkan versi original nya, namun untuk pemula yang sama sekali tidak tau tentang final fantasy tentunya akan sangat kebingungan dengan berbagai karakter yang tiba-tiba muncul seperti Sephiroth, hantu V misterius dan orang-orang misterius dengan angka. Saya jadi ingat kenapa Final Fantasy X lebih di cintai dari pada Final Fantasy XIII, padahal kedua game tersebut sama-sama linear, karena hanya dalam 20-30 menit memainkan game Final Fantasy X kita sudah diberikan sebuah benang merah cerita dan tujuan yang langsung di mengeri oleh orang yang memainkan nya, berbeda dengan Final Fantasy XIII yang sampai tamat pun saya masih bingung dengan cerita dari game tersebut yang terlalu susah di cerna.
- Game ini memiliki level desain lingkungan sekitar (environment) yang kurang menarik dilihat, kita akan berjalan dari satu lorong ke lorong yang lain, dari satu tempat kecil ke tempat yang lain, dan pemandangan yang di berikan hampir mirip antara satu chapter dan lainnya, setiap lorong kadang terlihat sepi tidak ada objek menarik, tidak terlalu banyak variasi pemandangan yang di berikan. Arena di dalam Midgar tentunya akan terlihat mirip-mirip, beberapa level di dalam midgar akan sama layoutnya, pipa-pipa dan warnanya suasana nya pun mirip-pirip.
- Variasi musuh yang masih sedikit, belum ada monster yang memiliki bentuk desain yang liar, jenis monster kecil seperti lalat, tikus pengerat, ubur-ubur, robot,kuda laut, anjing, robot, manusia. Saya paham karena game ini baru 10-30% jadi developer seperti ada dinding yang tidak boleh di lewati dengan kata lain mengeluarkan jenis monster-monster yang terbatas. Just info total musuh di Final Fantasy VII 97 ada 301 jenis monster sedang di Final Fantasy VII:remake cuma ada sekitar 114 jenis. Namun tetap sih developer mencoba sebaik mungkin untuk men-copy musuh dari versi original-nya ke versi remake ini.
- Loading time yang bisa di bilang berlebihan, developer dari game ini mengadopsi teknik menghilangkan loading sama sekali dengan menyembunyikannya dengan gerakan karakter Cloud yang melambat, kita akan menyaksikan Cloud masuk ke lorong sempit, menunduk, melewati pintu, berjalan di jalan kecil, naik tanggapokoknya semua gerakan yang membuat karakter di perlambat untuk mengakses arena selanjutnya, kemungkinan itu ada loading yang di sembunyikan, dan jumlahnya ada banyak sekali tersebar dari game ini, dan frekuensi-nya sangat sering terjadi. Anehnya saat saya tanya teman-teman Balikpapan yang memainkan game ini, ternyata mereka tidak sadar kalau itu adalah loading. Mungkin karena saya sering bolak balik antar ruangan jadi hal ini terasa menyebalkan, dan saat itu saya berfikir kenapa sih harus ada gerakan tersebut, kenapa tidak langsung aja tidak usah di batasi dengan gerakan cloud yang me lambat saat mau meng-akses suatu ruangan. Loading ini akan sangat terasa jika kita bermain rush, ingin cepat, speed run, maka akan terlihat loading di mana-mana.
- Beberapa asset yang terlihat low quality dan ber ulang-ulang, saya memainkan game ini dengan PS4 Pro dan sangat terlihat sekali beberapa tempat memiliki kualitas aset yang rendah. Kadang hal ini terasa tidak seimbang dengan desain karakter utama yang sangat detail. Low quality asset seperti pintu, dinding, rumput, struktur batu an, bunga, jalan, kumpulan sampah, genteng, traktor yang lokasinya kebanyakan di sektor 7 dan sektor 5. Namun pada chapter tertentu hal ini tidak terlihat, seperti chapter yang di gerbong kereta api ber-hantu jadi terlihat tidak konsisten antar chapter aja menurut saya. Saya pribadi malah mending game nya di delay untuk memperbaiki hal tersebut, karena itu sangat mencolok bagi saya.
- Game JRPG yang tidak bisa grinding. Salah satu ciri khas JRPG adalah grinding experience untuk menaikkan level, mengumpulkan item drop dari musuh, mencari uang yang banyak untuk membeli equipment yang lebih bagus, supaya mempermudah petualangan kita selanjutnya. Karena game ini durasi-nya pendek, jadi semua itu di batasi, Saya tidak bisa grinding di awal-awal. Seakan-akan kita tidak boleh level tinggi di awal-awal, developer membatasi ini semua. Okelah di pertengahan chapter 9 ada The Corneo Colosseum, tapi sebagai pecinta game RPG rasanya berbeda kalau grinding di dalam Colosseum dan di alam bebas. Tentunya variasi musuh yang di lawan akan itu-itu saja.
- Membeli Materia dari Vending Machine, di dunia Final Fantasy VII ini Materia yang merupakan benda langka yang hanya bisa di gunakan oleh segelintir orang dengan kemampuan yang unik, namun di jual di sebuah vending Machine, yang menurut saya kayak kita mau beli minuman ringan aja, harusnya Materia di perlakukan lebih special di jual oleh semacam NPC khusus.


- Summon yang di lawan dan di dapat melalui simulasi Virtual reality (VR). Ini kasusnya juga sama seperti di atas, Summon harusnya di dapat dari story khusus, misal menyelesaikan misi super keren, atau menjelajah sebuah dungeon misterius yang ternyata di ujung dungeon tersebut terdapat boss summon yang harus kita taklukkan untuk bisa meminjam kekuatannya dalam battle. Saya melihat detail summon yang super keren, serangan yang keren, namun mendapatkannya hanya dengan "simulasi" aja, atau malah di kasih dan kita pungut dari suatu ruangan. Sama sekali tidak ada epic story di balik summon tersebut. Saya jadi ingat Final Fantasy VIII yang harus menyelesaikan dungeon untuk mendapatkan summon Ifrit. Dari sini saya sadar kalau developer mengurangi konten dengan mengumpulkan semua summon hanya di berikan oleh 1 NPC aja, yang menurut saya aneh aja backstory dari NPC android tersebut.
- Karakter wanitanya di game ini rasanya genit-genit semua.
- Serangan attack Cloud yang itu-itu saja tidak berkembang, cuma terdiri dari 2 mode, hanya skill attack yang bertambah tapi model serangan selalu sama, tidak ada model combo seperti game di seri Tales of, sangat di sayangkan, jadi saya merasa karakter tersebut tidak berkembang secara skill, hanya berkembang secara status atau damage serangan yang bertambah besar.
Cloud sangat mata duit an, minta bayaran terus, dan berulang setiap habis menyelesaikan sesuatu pasti ada kata-kata "kapan aku di bayar?, yang penting aku di bayar, yang penting bayarannya sesuai dll... bayaran MATAMU.. (maaf terlalu personal...1)
- Cloud-nya suka bohong, dia masuk soldier saat perang sudah usai, saat ada anak kecil tanya, apa kamu pernah ikut perang, lalu di jawab "i might have been", cloud ternyata pembohong..(maaf terlalu personal...2) di FF Crisis Core juga Cloud bilang ke teman-temannya kalau dia sudah Soldier First Class, makanya pas misi di kotanya si Cloud tidak mau lepas helm karena malu.
- Side mission yang tumpul, dalam berbagai macam game RPG yang saya mainkan kadang side mission di gunakan developer untuk mem pertajam cerita utama, untuk lebih memperjelas dunia game yang sedang kita mainkan, memperjelas kejadian-kejadian yang tidak terlalu bisa di bahasa di mini utama. namun tidak dunia Final Fantasy VII: Remake ini, semua side mission saya merasa tidak berarti.. Tambahan karakter baru pun kurang menonjol dan tidak terlalu berguna (The Trio).
Namun saat saya memainkan story utama, saya mulai hanyut kedalam cerita Final Fantasy VII: Remake ini, hanyut dan mulai tenggelam kedalam cerita yang di suguh-kan, pada akhirnya Square Enix juga memberikan sentuhan cerita yang berbeda, membuat Final Fantasy VII: Remake ini tidak hanya sekedar game lama yang memiliki story sama hanya di buat dengan grafis baru. Semua cutscane dari game ini saya acungi jempol, saat sudah akhir-akhir game battle demi battle terasa sangat epic, saya sejenak melupakan semua kekurangan dari game ini, saya hanya fokus memainkan game ini, tanpa memperhatikan guide. Banyak sekali adegan dengan koreografi adu pedang yang terlihat sangat keren pada game ini, apa lagi di akhir-akhir.
Game ini di tutup dengan sangat baik, penuh misteri dan saya tidak tau apa yang akan terjadi setelah ini, karena banyak sekali hal yang berubah, saya merasa seri Final Fantasy VII ini akan di luaskan lagi, akan lebih besar lagi, akan di peras lagi susu-nya oleh developer, dan tentunya saya berharap kalau semua berjalan dengan baik, semoga game ini menjadi game yang bagus. Saat melihat ending roll saya berfikir, seandainya ini full game, dan saya memainkan sampai tamat game ini merupakan sebagian kecil dari dunia Midgar aja, dan setelah ending roll selesai saya akan lanjut petualangan ke world map, betapa indahnya game ini. Saya merasa Sebuah game yang sangat bagus itu, gema-nya akan abadi, seperti Final Fantasy VII Original yang setelah release 23 tahun yang lalu, kebaikan dari game tersebut akan terus di bicarakan oleh para gamers sampai kapan pun. Makanya saya berharap Final Fantasy VII: Remake ini pun juga seperti itu, supaya game ini tetap di bicarakan sampai kapan pun.. Saya mengkritik game ini dengan tujuan supaya di episode ke 2 lebih baik. kembali lagi.. this game is so dear to me. Kita saksikan aja Final Fantasy VII ini mau di bawa ke mana oleh developer nya. Mohon maaf jika ada salah kata..
Lalu muncul sebuah pertanyaan, apakah Seri remake ini berhasil? saya rasa dengan semua kekurangan yang saya rasakan, Final Fantasy VII: Remake ini cukup berhasil menghidupkan kembali seri Final Fantasy VII 97, hampir sama seperti Resident Evil 2: Remake dan 3. Buktinya tidak ada yang protes dengan grafis yang sangat kurang ini, semua memberikan pujian untuk game ini. Kalau saya jujur cukup kecewa.

Score dari saya : 7/10

Di mainkan di TV 4K, HDR On

2 comments:

  1. Replies
    1. Iya mas, saya belum main eh, kaset nya sebenarnya sudah ada, cuma memang belum ada mood utk mainnya aja. Rencana saya mau review semua game yang dapat nominasi GOTY 2019, pelan pelah lah..heheh

      Delete

'
Theme images by suprun. Powered by Blogger.