Review: Sekiro: Shadows Die Twice (PS4)

Sekiro: Shadows Die Twice merupakan sebuah game exclusive PS4 dengan jenis action-adventure, yang di develop oleh FromSoftware yang sudah terkenal dengan game Armored Core  dan Souls series nyaSekiro ini merupakan game pertama saya yang saya mainkan dari developer ini, sebenarnya sudah lama saya ingin memainkan game Dark Souls namun karena jiwa dan raga ini belum siap untuk menghadapi game dengan tingkat kesulitan yang sangat sulit ini akhirnya sampai sekarang saya belum memainkan game Dark Souls. Tema petualangan yang gelap dan kusam memang saya tidak terlalu suka, makanya saya tidak memainkan game Souls series. Namun berbeda dengan game Sekiro: Shadows Die Twice ini, saat pertama kali melihat, game ini terlihat memiliki arena yang terlihat cerah dan pemandangan nya terlihat bagus, tidak itu saja dari segi gerakan karakternya juga cukup lincah dan tidak kaku, makanya saya memberanikan diri untuk mencoba memainkan game ini.
Kita akan memainkan tokoh bernama Sekiro atau lebih di kenal dengan sebutan "Wolf" dalam game ini, Sekiro merupakan seorang Shin-obi yang melayani tuannya bernama Kuro si Divine Heir, dan terikat oleh sebuah janji untuk selalu setia dan menjalankan semua misi yang diberikan oleh tuannya dengan segala macam cara yang diperlukan. Game ini mengambil latar belakang tahun 1500an era Sengoku Jepang dengan di bumbui berbagai macam mahluk-mahluk mythical dan ilmu sihir. Pembukaan dari game ini di sajikan dengan sangat epic, saya sangat terpukau dengan tragedi cerita yang di sajikan sebagi pembuka dari game ini, grafis dan sinematografi pertarungan pembuka antara Sekiro melawan Genichiro sang tokoh antagonis terlihat sangat keren sekali, sebuah pertarungan antar dua orang master Samurai pada malam hari di sebuah padang sabana. Setelah intro menarik game ini selesai, jujur saya merasa bersemangat :p untuk lebih lama memainkan game ini dan menyelam lebih dalam ke alur cerita yang di sajikan oleh game ini, namun ternyata saya salah, ini merupakan salah satu mimpi buruk bagi saya yang memiliki skill bermain game pas-pas an..
Dengan penuh percaya diri dan semangat saya yakin bakal bisa menamatkan game ini dengan sempurna, di awal-awal saya juga mencoba untuk mendalami cerita yang ada di game ini, dan jujur di 1-2 jam pertama mental saya rasanya saya sudah mulai down,  game ini terlalu SUSAH untuk saya yang terbiasa memainkan game dengan fase yang lambat, musuh paling lemah di awal-awal cerita membuat saya mati berkali-kali, gila.., lalu ada mini bos pertama saya sudah mulai mati ratusan kali, gila 2x ini game ini rasanya susah sekali antara otak dan tangan saya tidak sinkron, perasaan susah sekali melakukan counter attack bahkan menghindar, rasanya saya tidak sabar an untuk cepat-cepat menghabisi musuh, sehingga saya lebih sering menyerang dan akhirnya mati dari pada menghindar. Ternyata memang harus adaptasi dan salah satu tips dari saya yang mungkin bisa banyak membantu teman-teman dalam memainkan game sejenis dengan game ini adalah dengan mematikan Post Processing dari TV kita, saat awal memainkan game ini TV saya pada mode HDR ON (High-dynamic-range imaging) dan Auto Motion juga ON, harusnya kita set TV kita ke mode Game, sehingga delay antara controller PS4 dan TV menjadi sangat kecil, tentunya kita bisa secara lebih presisi menghindar lalu melakukan counter attack dari musuh, kelemahannya tentu gambar yang di tampilkan tidak se bagus saat HDR ON.
Grafis dari game ini memang cukup bagus, sudah layak di sebut game di era ini (Next Gen), arena yang terlihat dinamis, seperti salju dan dedaunan yang jatuh, serta berbagai macam partikel kecil seperti kunang-kunang, percikan api yang ada di udara. Pencahayaan yang bagus membuat suasana jepang pada era itu terasa masuk kedalam gameplay yang kita mainkan, Cahaya bulan, rumah terbakar api yang merupakan suasana yang kelam yang ingin di gambarkan pada era peperangan dan pembunuhan, dan banyaknya hantu dan makhluk-mahluk aneh berkeliaran. Untuk Sound effect dari game ini saya rasa cukup mendukung, dimana saat suara pedang beradu dan sayat an pedang mengenai daging terasa sangat memuaskan.
Tentunya yang unik dari game ini adalah karakter utama memiliki  Prosthetic Armtangan buatan yang bisa kita modifikasi sesuai dengan naiknya level dari game ini, kita juga bisa kombinasi kan gaya bertarung kita dengan ability dari tangan buatan ini, sehingga kita memiliki cara bermain yang berbeda-beda, kalau saya tentunya lebih mengutamakan sistem ability yang mendukung permainan secara sembunyi-sembunyi, kelebihan mode ini kita bisa membunuh musuh secara instan atau membuat damage yang cukup banyak pada musuh. Tangan buatan ini juga bisa kita gunakan sebagai grappling hook untuk meloncat serta ber ayun-ayun di atas atap rumah untuk bersembunyi ataupun lari dari serangan musuh, mengamati musuh dari atas menunggu saat yang tepat untuk melakukan serangan kejutan, pada saat ini saya merasa menjadi seorang Ninja benaran, memikirkan strategi yang  tepat dan jitu untuk melewati segerombolan musuh. 
Game ini juga memberikan kita kesempatan kedua/ ketiga, jadi setelah mati kita masih bisa bangkit kembali dan tentunya menuntaskan pertarungan yang belum terselesaikan. Jujur saat memainkan game ini kita akan banyak-banyak sekali melihat huruf kanji jepang "" yang lama-lama rasanya menyebalkan, seakan akan mengejek saya "Lemah". Tidak bisa dihindari kita akan mati terus menerus, saat karakter kita mati maka kita akan di teleport kembali ke save point terakhir kita dan semua musuh akan muncul kembali dan menjaga pos-pos mereka, tidak itu saja kalau kita mati maka akan terkena hukuman, kita akan kehilangan 1/2 uang dan exp yang kita punya, yang ini sebenarnya merupakan tantangan yang cukup berat, apa lagi ada beberapa boss yang posisinya agak jauh dari save poin, jadi kita harus lebih berhati-hari dalam setiap pertarungan. Seperti saya katakan di awal jika kita terlalu banyak mati maka akan ada konsekuensi lainnya yakni kita akan menyebarkan sebuah penyakit yang di di beri nama "Dragonrot" yang mana hal ini akan membuat beberapa side quest dari NPC akan terhenti, dan tentunya akan memper lama durasi permainan ini. Walaupun Dragonrot ini bisa kita sembuhkan di akhir-akhir cerita namun ini membuat PR lebih dari game ini.
Karena seringnya mati dan terlalu banyak memikirkan berbagai macam strategi kotor dan murahan bagai mana cara membunuh bos dengan cara yang mudah, sampai-sampai saya menggunakan trick hit and run, pukul pelan-pelan musuh lalu kabur ke atas atap, sampai musuh kebingungan dan mengulangi trik yang sama. 


Aspek paling menonjol dari game ini sebenarnya adalah sebuah gameplay yang cukup solid, saya pernah memainkan game sejenis ini dari developer yang berbeda tentunya seperti The Surge dan Lord of Fallen (Developer: Deck13 Interactive), namun game-game tersebut tidak memiliki sebuah pengalaman bermain yang seperti Sekiro ini, semua aspek nya dari game Sekiro ini terasa sangat matang, tidak ada skill yang membuat Over Power, semua di racik begitu seimbang menurut saya. Story yang yahh lumayan lah, dan di pertengahan permainan kita di suruh mencari sebuah pedang legenda dan cara mendapatkannya cukup unik, dan pada saat itu saya merasa Yes dapat pedang bagus, dan berharap kedepan nya game ini jadi lebih mudah, namun ternyata tetap aja Zonk, game ini tidak bertambah mudah sedikitpun.
Boss battle dari game ini sungguh-sungguh epic, beberapa boss battle sangat memorable bagi saya karena susahnya minta ampun, dan rasanya boss-boss itu memiliki pola serangan yang unik dan jenisnya berbeda-beda sehingga kita tidak akan merasakan melawan boss yang sama atau repetitive, saya harus menggunakan teknik yang berbeda-beda dalam melawan boss - boss ini. Tidak itu saja, secara visual penampilan dari boss ini sudah membuat mental kita turun, apa lagi saat melawan boss Genichiro di atas menara, beserta perubahan nya dengan kekuatan petir nya, buset ini boss keren banget. Namun karena kemampuan saya yang cupu tetap saya mencari tips dan trik di youtube setiap kali melawan boss.
Ending dari game ini juga ada beberapa, saya menamatkan game ini 3x untuk melihat semua ending nya dan mengejar Platinum Trophy, dan itu semua cukup worth it, tidak hanya menonton nya via youtube namun dengan menamatkan nya langsung ada rasa puas bisa menyelesaikan game susah ini secara 100%. Di playtrught ke 2 tentunya beban dari game ini sudah tidak terlalu "berat", memang musuh menjadi lebih keras, namun kita membawa semua experience dan level kita sebelumnya, jadi sebenarnya lebih banyak musuh yang saya lewati dan tidak bunuh, saya menggunakan tipe gameplay yang berbeda pada permainan ke dua saya.
Overall Sekiro: Shadows Die Twice merupakan game yang sangat bagus sekali, awalnya memang terasa susah sekali namun saat kita sudah terbiasa dengan mekanisme dan pola serangan musuh game ini akan sedikit sekali terasa lebih mudahnya wkwkw. Saya tidak menyarankan bagi para teman-teman yang tidak sabar an dalam bermain game karena game ini akan membuat kalian stress. Saya memainkan game ini mengambil waktu khusus, dimana saat beban kerja an di kantor tidak banyak, dan tidak ada jadwal keluar kota, karena kalau saya putus sehari atau dua hari tidak memainkan game ini tangan saya akan kaku, dan harus membiasakan lagi dengan refleks serangan musuh
Namun sayangnya saya tidak bisa menikmati story line dari game ini, karena sudah stress duluan dengan tingkat kesulitan dari game ini, sehingga ingin nya skip-skip aja dialog nya dan ingin nya langsung bacok-bacok musuh dan mati ratusan kali lagi. Saya memainkan game selama 2 Minggu lebih 1 hari, dan tentunya saya mengejar mendapatkan Platinum dari game ini :D, pokoknya setelah mendapatkan Platinum dari game ini, saya masukan kaset nya ke dalam kotaknya dengan rapi dan setelah itu saya langsung muntah darah, dan tidak akan menyentuh game ini lagi di kemudian hari lagi.


Score dari saya : 9/10 (Sangat Bagus Sekali)

Dimainkan di PS4 Pro, TV 4K HDR OFF, mainkan dalam mode TV Game



No comments

'
Theme images by suprun. Powered by Blogger.