Mengapa Analog Joystick Sering Mengalami Drift dan Apa Solusi Teknologinya?
Penyebab utama drift pada analog joystick adalah komponen yang disebut potensiometer. Potensiometer bekerja dengan mendeteksi pergerakan analog melalui gesekan fisik antara kontak logam. Lama-kelamaan, gesekan ini akan menyebabkan keausan serta penumpukan debu, sehingga pembacaan titik posisi menjadi tidak akurat dan mulai muncul yang namanya "drift".
Umur potensiometer sendiri biasanya dirancang untuk bertahan sekitar 2-5 juta siklus. Jika seorang gamer menggunakan stick selama 5 jam sehari dengan rata-rata 600 siklus per jam, maka drift bisa mulai muncul setelah sekitar 1,8 tahun pemakaian. Tentunya ini bisa lebih cepat jika digunakan secara intensif atau dalam kondisi lingkungan yang kotor.
Kasus Drift pada DualShock 4 (PS4), DualSense (PS5) & Joy-Con (Switch) berdasarkan laporan forum, Reddit, servis, gugatan hukum & survei pengguna adalah :
DualShock 3 (PS3) : ±10% (Awet krna game full menggunakan analog sedikit)
DualShock 4 (PS4) : ±20% (Umur pakai 1–3 tahun)
DualSense (PS5) : ±25% (Dalam 1 tahun pertama)
Joy-Con (Switch) : ±50% (3–6 bulan setelah pembelian)
Xbox Controller (Xbox Series X) : ±30% (6-12 bulan pembelian)
Lalu apa Solusinya?
Solusinya adalah service analog dimana masalah yang sama akan timbul kembali, atau membeli Stick baru yang mana masalah yang sama tentu akan muncul kembali.
Muncul dalam benak apakah drift pada stick Adalah “Bisnis Diam-Diam” yang Menguntungkan?
Menurut data dari iFixit, TechInsights, dan berbagai forum,
Jadi hampir bisa di simpulkan Jualan Controller = Laba Tinggi.
Padahal teknologi yang lebih bagus sudah ada, dan jauh lebih awet, hemm teknologi apa kah itu?
Namanya teknologi Hall Effect sensor yang mulai banyak dibicarakan oleh para gamer, karena jauh lebih tahan lama. Hall Effect sensor tidak menggunakan gesekan fisik, melainkan mendeteksi posisi analog dengan sensor magnetik. Teknologi ini memiliki kelebihan seperti daya tahan hingga puluhan juta siklus dan hampir tidak pernah mengalami drift. Namun, biaya produksinya masih sedikit lebih mahal dibanding potensiometer.
Joystick dengan Hall Effect sensor juga terkenal memiliki tingkat presisi yang lebih tinggi, dengan deteksi posisi yang halus dan responsif, sangat cocok untuk game FPS kompetitif. Keunggulan lainnya adalah daya tahan terhadap debu dan kotoran. Karena tidak ada gesekan logam di dalamnya, debu yang masuk tidak akan mengganggu kinerja analog seperti pada potensiometer.
Lantas, mengapa produsen besar seperti Sony dan Nintendo tidak segera beralih ke teknologi Hall Effect sensor? Salah satu alasan logisnya adalah faktor ekonomi (seperti yang sudah saya jabarkan di atas). Penjualan controller merupakan salah satu sumber pendapatan terbesar mereka dengan margin keuntungan yang sangat tinggi. Banyak gamer yang membeli controller baru karena drift, baik karena tidak tahu cara memperbaiki atau malas klaim garansi. Hal ini menciptakan pasar pengganti yang sangat menguntungkan.
Nintendo telah menghadapi beberapa class-action lawsuit (gugatan kelompok) di Amerika Serikat sejak tahun 2019. Gugatan paling terkenal diajukan oleh firma hukum Chimicles Schwartz Kriner & Donaldson-Smith LLP, yang mewakili ribuan konsumen. Mereka menuduh Nintendo menjual produk cacat (Joy-Con) secara sadar tanpa peringatan yang cukup, meskipun sudah mengetahui adanya masalah drift.
Sony juga menghadapi class-action lawsuit serupa pada awal tahun 2021, yang diajukan oleh firma hukum yang sama. Gugatan ini menuduh bahwa controller DualSense PS5 mengalami masalah drift bahkan hanya beberapa minggu setelah digunakan. Disebutkan pula bahwa Sony mengetahui masalah ini berdasarkan pengaduan pengguna, tetapi tetap menjual produk tanpa peringatan atau solusi perbaikan yang memadai.
Meskipun Sony dan Nintendo belum mengalami kekalahan hukum yang cukup besar dari segi finansial, tekanan hukum dan sosial yang mereka hadapi cukup kuat. Hal ini tentunya mendorong diskusi lebih luas soal etika desain produk dan kemungkinan kewajiban untuk beralih ke teknologi yang lebih tahan lama seperti Hall Effect sensor. Sayangnya, hingga kini, banyak perusahaan masih tampak memilih risiko gugatan kecil daripada kehilangan keuntungan besar dari penjualan aksesoris.
Sumber ide, gambar : Youtube TronicsFix, iFixit
Leave a Comment