Superman Tak Akan Selalu Datang: Pelajaran dari Karakter Lex Luthor di Superman 2025


Rada telat, akhirnya kelar juga nonton film Superman (2025), cerita dan alur filmnya cukup bagus, cuma kurang suka sama tokoh Superman nya yang terlalu banyak bicara dan teriak meleng-king seperti perempuan di awal film. Namun cukup paham karena sutradara film ini ingin memperlihatkan kalau Superman juga memiliki sifat seperti manusia.

Saya lebih tertarik dengan tokoh antagonis si Lex Luthor, karena motifasinya membenci Superman cukup kompleks mulai dari awal film Superman 1979 hingga film terbarunya 2025 ini.


Lex Luthor di film Superman (2025) terlihat sangat pintar dan cerdas, itu ter cermin dari setiap aksi yang dia lakukan selama film, Superman selalu di kacangin dari awal film hingga akhir, Superman berhasil menang hanya karena ada momen tidak terduga yang belum di kalkulasi oleh Lex Luthor, yakni Anjing Krypto yang suka mengejar bola. 


Alasan Lex Luthor membenci Metahuman adalah karena dia beranggapan kalau Metahuman adalah penghalang umat manusia untuk bisa berkembang lebih baik kedepannya. Karena Metahuman memiliki kekuatan yang lebih kuat dari manusia, dan hal itu di anggap mengancam bagi superioritas manusia. 


Dan yang paling kuat dari semua Metahuman adalah Superman, Superman se akan-akan memiliki kekuatan absolut, sehingga Lex Luthor beranggapan "Semua kekuatan absolut itu pasti korup", bagi warga Metropolis Superman adalah lambang dari sebuah harapan, Lex Luthor ingin membuktikan bahwa harapan itu hanyalah sebuah ilusi.


Apa yang di percaya oleh Lex Luthor ada benarnya dan tidak sepenuhnya salah, ini terlihat dari adegan terakhir film, seorang anak kecil yang berusaha keras mendirikan bendera ber-logo kan [S]uperman di tengah-tengah medan perang, pihak lemah dan tertindas saat itu hanya menunggu dan "berharap" kalau Superman akan datang dan menyelamatkan nyawa mereka.


"Yang lemah akan tetap menjadi lemah dan terjajah, jika mereka hanya berharap pertolongan dari pihak lain". 

Indonesia merdeka tahun 1945 secara langsung tidak di bantu oleh negara manapun, awalnya kita lemah, kalah berkali-kali, di bantai di mana-mana, namun dengan tekat dan perjuangan yang kuat dari para pendiri bangsa akhirnya kita bisa terbebas dari penjajahan. 

"Kemerdekaan Indonesia adalah hasil perjuangan dari bangsa kita sendiri".

Negara seperti Afghanistan, Vietnam, Libya, dan Sudan, merupakan beberapa contoh negara-negara yang mendapatkan bantuan dari negara lain yang malah akhirnya terjadi konflik internal berkepanjangan.

Mungkin, kurang lebih seperti itulah analogi pemikiran dari Lex Luthor jika kita selalu berharap bantuan dari pihak lain maka kita tidak akan jadi kuat dan merdeka. Lex Luthor percaya manusia harus membentuk takdirnya sendiri, bukan bergantung pada makhluk superior seperti Superman.

Man is nothing else but what he makes of himself.” (Jean-Paul Sartre)

Artikel ini saya tutup dengan berbagai macam Quote dari tokoh Lex Luthor di berbagai film layar lebar Superman;

Superman I (1979)
"Some people can read War and Peace (Novel karya Leo Tolstoy) and come away thinking it's a simple adventure story. Others can read the ingredients on a chewing gum wrapper and unlock the secrets of the universe." Ini menunjukkan kalau kepintaran itu merupakan kunci utama untuk memahami alam semesta.

Superman Returns (2006)
"Even God had a sense of irony. The day he sent his only son to Earth, he was crucified." Ini menunjukkan sarkasme-nya terhada konsep ketuhanan.

Batman vs Superman: Dawn of Justice (2016)
"If God is all-powerful, He cannot be all-good. And if He is all-good, He cannot be all-powerful." mencerminkan upayanya Lex Luthor untuk mendiskreditkan "ketuhanan", menggunakan paradoks Epikurus.

Superman (2025)
"Super... man... he's not a man. He's an it... that's somehow become the focal point of the entire world's conversation. I will not... accept that." Ini adalah bukti dari rasisme komplex yang di miliki oleh Lex Luthor.


BONUS KONTENT..
"Kadang sesuatu yang terlihat kejam itu belum tentu buruk, Sesuatu yang terlihat baik belum tentu benar".

Kalimat di atas akan analogikan dalam kehidupan sehari-hari dari kucing, dan kita sebagai manusia di ibaratkan Superman/kekuatan yang lebih kuat di banding kucing. Ayukk berkhayal menjadi Supercat..


Saat kita melihat 2 ekor kucing jantan sedang berkelahi hebat, dan badan mereka luka-luka, sebagai manusia kita memiliki kekuatan untuk memisahkan kedua kucing yang sedang berkelahi tersebut, kita memiliki kekuatan untuk membantu salah satu kucing, saat kita tidak melerai kucing tersebut maka kita "terlihat buruk".

Kenyataan adalah, Saat dua kucing jantan berkelahi memperebutkan wilayah, dan pemenang perkelahian itu adalah kucing paling dominan, dalam jangka panjang itu merupakan hal terbaik yang di berikan oleh alam semesta, supaya kucing-kucing betina di wilayah tersebut selalu meningkat kualitas Gen anak-anaknya, keturunan selanjutnya akan lebih baik, bulunya bagus, taring dan cakarnya kuat, tidak mudah sakit, berotot dll. 

Apa yang kita anggap “kejam” (dua kucing jantan berkelahi) sebenarnya adalah mekanisme alam untuk memastikan keturunan terbaik bertahan.

Saat ada campur tangan manusia yang memisahkan perkelahian tersebut, membuat proses seleksi alam di atas menjadi terganggu dan menyebabkan belum tentu kucing betina mendapatkan pejantan paling bagus Gen nya.

"Sesuatu yang terlihat kejam, belum tentu buruk"

Saat kita melihat kucing jalanan yang sedang mengais-ngais makanan dari tempat sampah, kita merasa iba dan ingin memberikan makan pada kucing jalanan tersebut, lalu memberikan cat food ke kucing tersebut. Apa yang kita lakukan tentu "terlihat baik", karena kita menolong dan membuat kucing tersebut menjadi kenyang.


Namun sebenarnya street cat feeding itu merupakan hal yang buruk untuk masa depan kucing di lingkungan tersebut, saat seekor kucing mendapatkan makanan dengan mudah maka mereka akan melakukan reproduksi lebih sering lagi, dan buah dari semua itu adalah banyaknya kucing jalanan yang berkeliaran. Semakin banyak kucing bereproduksi maka itu tidak baik untuk kesenjangan dari kucing tersebut, persaingan wilayah akan semakin kejam.

Maka "Sesuatu yang terlihat baik belum tentu benar". - Kebaikan semu

Dari dua analogi tersebut kita belajar, kalau apapun campur tangan manusia terhadap alam itu adalah hal yang buruk. Alam memiliki cara mereka sendiri untuk bertahan dan berkembang, kita manusia hanya "playing god" mengutak-atik segala macam "untuk dianggap benar".

“Apakah semua tindakan manusia yang berniat baik benar-benar membawa kebaikan? Atau hanya membuat kita merasa seperti pahlawan?”

No comments

'
Theme images by suprun. Powered by Blogger.