Movie Review : Guardians of the Galaxy Vol. 3 (2023)

Di awal film ada adegan close up slow motion tangan manusia yang ingin menggapai seekor racoon, Tangan ini ingin menggambarkan lukisan dengan judul "Creation of Adam" karya Michelangelo. Jadi saya langsung mengambil kesimpulan, film ini ingin menceritakan tentang Pencipta (Tuhan) dan yang di ciptakan (si-Rocket).

Di awal musik pertama kali, saat lyric musik "Run..Run.." di adegan film ada anak-akan kecil sedang lari dalam slow motion, wah keren nih adegan sinkron dengan musiknya.

Masih di musik yang sama, saat lyric "I wish I was special, You're so very special" terlihat tangan Quill yang sedang mabuk, tidak sengaja memegang tangan Nebula dan Quill berkata I love you Gamora. Pada adegan itu saya langsung sadar "mungkin" Nebula punya perasaan sama Quill dan sesuai lyric musiknya, Dia berharap kalau dirinya spesial untuk Quill.

Film ini bener-benar banyak lapisan-lapisan /sombol-simbol yang sangat menarik saat di tonton.

Film yang bagus adalah film yang menggunakan metode "Show and not tell", latar belakang Rocket Raccoon di simpan sekian lama, hingga akhirnya di Vol.3 ini di ceritakan dalam bentuk visual, jadi penonton tau begitu brutal, sedih dan pedih-nya masa lalu dari karakter tersebut. Sehingga kita sebagai penonton menjadi simpatik dan menaruh perasaan ke dalam karakter tersebut.

Proses Guardian of Galaxy, mencoba menyelamatkan Rocket Raccoon menjadi sangat berarti bagi para penontonnya, saya beberapa kali merasa terharu, walau sudah nonton 2x (1/2) tetap saja pada adegan tertentu, saya tersenyum dan air mata saya jatuh. 

Contohnya, saat ada adegan konflik, saat karakter Gamora mau nonjok Quill lalu di hentikan sama Nebula, Gamora teriak "Kenapa kamu menghalangiku, kita ini keluarga", si Nebula lalu berkata "Begitu pula dia", ngebaca dialog ini, hati saya ikut meleleh..

Adegan menarik lainnya adalah, saat karakter High Evolutionary (antagonis) yang di gambarkan sebagai simbol Tuhan, menjadi SANGAT MARAH ketika salah satu ciptaannya (Rocket Raccoon) menjadi lebih pintar dari dirinya. Dia sampai teriak-teriak, dan berkata "dari mana kamu tahu hal itu?? dari mana?".

Kebayang tidak, suatu saat nanti sebuah komputer berbasis silikon yang di dalamnya ada kecerdasan buatan (AI) yang merupakan ciptaan manusia, suatu saat akan menjadi lebih pintar dari manusiannya sendiri? Pada saat itu, apakah kita akan bangga? atau malah Marah?

Lanjut..

Dari film ini juga di tunjukan, setiap mukluk apa pun yang berbasis karbon, saat mencapai evolusi tingkat tinggi, maka bentuknya akan menjadi "Humanoid", sebuah konsep yang saya rasa menarik. Di film ini juga di tunjukkan hewan kera ber evolusi, saya kira hasil evolusinya akan menjadi manusia, dan ternyata tidak.. wkwkwk

Kalimat pertama yang di ucapkan oleh Rocket Raccoon, saat pertama kali dia mendapatkan kesadaran / Sentient adalah "its hurts" / Sakit. Sama saat manusia pertama di lahirkan ke bumi, kita merasakan sakit lalu Menangis.

Karakter Adam Warlock merupakan karakter dengan kekuatan sangat kuat, namun di film ini karakter tersebut merupakan simbol dari Anak kecil, seorang anak kecil yang di ibaratkan kertas kosong yang masih bersih, dan belum punya dosa. 

Adam Warlock juga bertindak hanya atas perintah orang tuanya dan tidak tau mana hal yang baik atau tidak. Karakter ini juga melambangkan kita, umat manusia yang umurnya sebenarnya masih kecil berada di dunia ini, manusia yang memiliki potensi serta kekuatan yang sangat besar untuk merusak Bumi atau bertindak sebaliknya untuk melestarikan / menjaga Bumi. 

Saat Guardian of Galaxy sampai ke planet yang mirip bumi, di situ penduduk buminya adalah evolusi dari hewan-hewan, dan terlihat sangat aneh bagi para penonton film. Hal ini akan sama, kalau makhluk Alien turun ke Bumi, mereka akan merasa aneh ketika melihat kita yang merupakan hasil evolusi dari kera. 

Setelah Guardians of the Galaxy sampai planet Counter-Earth, adegan yang berikutnya adalah adegan kehancuran planet, saat tokoh antagonis yang berperan sebagai Tuhan beranggapan ciptaannya di rasa tidak sempurna / cacat, maka dia memilih untuk menghancurkan planet tersebut, lalu berencana untuk memulai kembali peradaban dari awal.

Konsep di atas sama seperti yang terjadi di Bumi, menurut hasil penelitian, Bumi kita ini sudah mengalami 5x kepunahan masal,  yang paling dekat dengan kita adalah kepunahan Kapur-Tersier yang terjadi sekitar 3-4 juta tahun yang lalu (mungkin ini yang di ceritakan dalam kejadian banjir besar Nabi Nuh). Dan yang paling lama adalah kepunahan Devonian - sekitar 359 juta tahun yang lalu. 

Jadi memang "reset" peradaban ini di masa depan "pasti" akan terjadi lagi, dan kali ini manusia tidak mau kalah, mereka mulai fokus untuk mendirikan peradaban di luar Bumi, seperti di Bulan / Mars. Makanya sekarang eksplorasi ruang angkasa di galangkan kembali.

Menjelang akhir film, tokoh antagonis The High Evolutionary yang di gambarkan sebagai Tuhan yang pemarah, egois dan sangat otoriter ini akhirnya di khianati oleh anak buahnya sendiri, adegan tersebut melambangkan yang namanya "The Falling Angel", Saat Lucifer menentang Tuhan lalu terjatuh. Alasan anak buahnya berkhianat adalah karena keotoriteran The High Evolutionary.

Tuhan yang suka marah ini, mungkin kita temukan juga di berbagai macam kitab suci agama, secara umum kata "murka / marah" dalam Alkitab di temukan sebanyak 200x, dalam Tanakh atau Alkitab Ibrani ada sebanyak 150x dan dalam Al-Quran di ganti menjadi istilah lebih halus, seperti Azab / siksa itu ada sebanyak 35x.

Akhirnya film ini kembali di tutup dengan adegan yang 100% pasti mengambil inspirasi dari lukisan The Creation of Adam karya Michelangelo, saat Quill ter-ombang-ambing di angkasa dan di selamatkan oleh Adam Warlock, posisi jari yang mau bersentuhan persis seperti lukisan tersebut.

Sebenarnya keseluruhan cerita di Guardian of Galaxy Vol.3 ini mengingatkan saya akan sebuah puisi karya John Milton pada abad ke-17 judulnya "Paradise Lost". Sebuah karya sastra yang mencoba untuk mengambil sisi romantis dari karakter Satan yang memberontak kepada Tuhan yang otoriter. Milton bisa memadukan kisah-kisah Alkitab dengan unsur-unsur mitologi dan memberikan pandangan baru tentang jatuhnya manusia ke Bumi. Ia juga menunjukkan konflik antara kebebasan (free will) dan ketaatan, yang menjadi tema penting dalam puisi ini.

Pesan yang coba di sampaikan dari film ini di tunjukkan saat adegan Rocket Racoon, menyelamatkan hewan-hewan, jadi jangan hanya menyelamatkan manusianya saja, tapi selamatkan juga flora dan fauna di dalamnya, karena itu sama pentingnya seperti manusia.

Detail lainnya yang saya dapat, saat di akhir film Gamora bisa memahami ucapan dari Groot, adegan itu menunjukkan kalau Gamora sudah menjadi bagian dari Guardian of The galaxy. 

Dan tak lama setelah adegan tersebut, Groot berkata ke semua anggota Guardian of Galaxy "I Love you All", saat itu saya cukup kaget, loh akhirnya penonton bisa memahami perkataan dari Groot, yang menandakan kita semua pun akhirnya menjadi Bagian dari Guardian of Galaxy. 

Benar-benar sutradaranya hebat. Bisa kasih beberapa lapisan dalam filmnya. 

Score : 9/10

No comments

'
Theme images by suprun. Powered by Blogger.