Movie Review : Black Adam (2022)

To the point aja, film ini saya rasa cukup menarik, saya sangat-sangat terhibur menonton film ini, adegan aksinya cukup padat dan merata di sepanjang film. Benar-benar keren se kelas Superman lagi berantem, dan bagusnya lawannya juga seimbang, sama-sama kuat.

Dari segi story ya masih lumayan saja, saya kena plot twist, di awal film saya mengira Teth-Adam itu si anak, karena Sutradara film ini selalu menggiring ke arah sana, ternyata oh ternyata, yang menjadi Teth-Adam itu ternyata si bapak, untung saja saya sudah tidak pernah melihat trailer film lagi, soalnya ini sudah di kasih tau di trailer film ini.

Kehadiran anggota Justice Society of America juga membuat saya bersemangat, melihat para super hero baru yang pertama kali saya lihat. Saya cukup penasaran sama kekuatan dari masing-masing karakternya. Saya merasa team Justice Society ini sangat cocok dalam mengimbangi karakter Teth-Adam untuk lawan Sparring-nya, adegan aksi mereka sangat bagus.

Film ini memiliki beberapa lapis cerita, intinya ingin menceritakan tentang makna dari "KEBENARAN". Beberapa dialog cukup menohok, saat dari awal film Justice Society merasa team mereka berdiri di sisi kebenaran, ternyata makna kebenaran itu tergantung sudut pandang di mana tokoh itu berdiri. Garis antara PAHLAWAN dan PEMBUNUH MASAL itu sebenarnya sangat tipis. Jika menguntungkan kelompok tertentu, negara tertentu maka dia akan di anggap sebagai pahlawan oleh rakyatnya, tetapi di sisi lainnya orang itu hanya di anggap sebagai pembunuh masal bagi negara yang terjajah. Contohnya tentu tokoh seperti Alexander the Great, Salahuddin Ayyubi atau bahkan Genghis Khan.

Ada banyak simbol-simbol yang di gambarkan dalam film ini, misal simbol keangkuhan dari tokoh Teth-Adam, di mana dia selalu melayang dan tidak mau berjalan, dia ingin menunjukkan kalau dia itu dewa, yang tidak berjalan seperti manusia biasa. Namun di saat-saat terakhir Teth-Adam akhirnya mau menurunkan Super-Ego-nya lalu berjalan menuruni tangga dan menyerah untuk kebaikan lebih besar. Ini adalah pengembangan karakter dari segi ego, karena kalau di ukur dari segi kekuatan Teth-Adam sudah sangat kuat dari awal. Sampai-sampai saya hanya berani menggunakan satu jenis poster dalam menulis artikel ini.

Ada lagi simbol Teth-Adam yang duduk di sebuah singgasana, lalu ada karakter yang bertanya, "Bagai mana rasanya?", lalu Teth-Adam terbang dan menghancurkan kursi tersebut, hal itu merupakan simbol hancurnya sebuah Monarki kerajaan yang sekian lama menghantui negeri Kahndaq. Bahwa kalau Teth-Adam memimpin sebagai raja, maka rakyatnya tidak akan merasa bebas dan tidak ada yang berubah. Teth-Adam sangat tau kalau rakyat Kahndaq dari awal menginginkan kemerdekaan dalam artian yang sebenarnya, sesuai dengan cita-cita si anak.

Di film ini ada juga menceritakan tentang simbol sejarah yang bisa saja tidak sesuai dengan kenyataan aslinya. Sejarah selalu di tulis oleh para pemenang dan belum tentu sebuah fakta. Dari awal pemahaman kita di bawa ke sebuah narasi, kalau Teth-Adam merupakan seorang Liberator yang sangat perkasa, hingga akhirnya selama 5000 tahun rakyatnya PERCAYA kalau Teth-Adam adalah sosok pahlawan itu. 

Ternyata oh ternyata lagi, pahlawan yang sebenarnya itu adalah si anak (lupa namanya), dia-lah yang sebenarnya di anggap worthy oleh para penyihir dan menjadi Shazam di eranya. Saya terkecoh saat menerima informasi, hanya dari satu sudut pandang (sebagai si-penonton), setelah itu fakta-fakta mulai di ungkap dari karakter ABC, hingga fakta sebenarnya terungkap, ini yang membuat adegan Teth-Adam terbang ke patung raksasa lalu melihat wajah dari patung itu di awal film menjadi terlihat sangat sedih, dia rindu dengan anaknya.

Hal ini mirip saat saya menonton sebuah film dengan judul "Senyap", film dokumenter ini menceritakan tentang cerita penyintas dari kelompok PKK yang di bantai pada tahun 1965-66. Kalau di lihat dari sudut pandang mereka yang sama sekali tidak bisa memberikan klarifikasi, istilah Pahlawan dan Sang-Penjagal terlihat sangat-sangat kabur, sampai sekarang mana yang benar-dan mana yang salah, cerita sejarah aslinya tidak pernah terungkap ke publik. 

Overall menurut saya pribadi film ini cukup sukses untuk menghubungkan dunia DC ke film-film berikutnya, memang sayang sampai sekarang DC itu belum berhasil membuat villain yang memiliki karisma kuat, seperti villain di film ini cuma numpang lewat saja, memang sih inti utama dari film ini lebih menitik beratkan Arc dari si Black Adam, perkembangan karakter dia dari kebiasaan membunuh orang kayak semut, hingga ke pertobatan terakhir dia..

Overall score dari saya 7/10

No comments

'
Theme images by suprun. Powered by Blogger.