Ulasan Squid Game Season 2
Sebuah serial film yang cukup menarik, perang "* ideologi" nilai kemanusiaan dan moralitas antara Front Man dan Tokoh utama.
*Ideologi;
kumpulan konsep yang sistematis dan dijadikan asas pendapat, pandangan,
atau kepercayaa.
Front Man sengaja ikut masuk ke permainan untuk mengajarkan ideologi-nya ke Tokoh utama, di episode terakhir Tokoh utama akhirnya bisa menerima, tidak apa-apa "mengorbankan sedikit, demi kepentingan lebih besar", mengorbankan bidak pion agar bisa memenangkan permainan catur, karena tidak mungkin "menang" kalau tidak ada "pengorbanan".
Ini menunjukkan *dualitas manusia dan seberapa jauh seseorang dapat melangkah untuk kebaikan yang lebih besar (Tokoh utama) sebelum menjadi bagian dari kejahatan itu sendiri (Front Man). Film ini dengan cerdas memainkan dilema ini, membuat kita para penonton merenungkan batas tipis antara menjadi pahlawan atau menjadi monster.
*Dualitas; Adalah Konsep Mengenai Keberadaan Dua Hal Yang
Saling Berkaitan Satu Dengan Lainnya
Film ini juga coba menggambarkan "pilihan bebas yang sebenarnya semu". Para pemain secara teknis bisa memiliki "pilihan" untuk keluar dari permainan, tetapi keadaan mereka memaksa mereka untuk tetap kembali. Hal Ini menyoroti dilema kebebasan semu di bawah tekanan yang sebenarnya ada di sekitar kita.
“Pilihan bebas tidaklah benar-benar bebas, karena option pilihan yang
mau kita pilih sudah di tentukan oleh sistem.”
Kebanyakan manusia cenderung untuk memilih "sebuah harapan dengan resiko besar", di bandingkan sesuatu yang sudah nyata ada di depan mata, hal ini di lambangkan dengan adegan Salesman yang menawarkan pilihan roti atau lotere ke para pengemis. Kebanyakan pengemis akan lebih memilih lotere di bandingkan dengan roti yang jelas-jelas bisa buat mereka kenyang.
Adegan lain juga di tunjukkan, saat istri Front Man yang hamil dan sakit, lalu dia di suruh memilih antara keselamatan untuk melahirkan bayi atau keselamatan sang ibu (kemungkinan selamat lebih besar). Si ibunya bersikukuh untuk mempertahankan harapan, yang pada akhirnya dua-duanya meninggal.
"Harapan itu ibarat pedang bermata dua", ia dapat menginspirasi, tetapi juga dapat menghancurkan ketika harapan tersebut tidak tercapai.
Saya selalu berfikir solusi ter baik apa yang bisa di ambil agar semua pemain bisa keluar setelah permainan pertama. Sebenarnya solusinya cukup sederhana. Akar masalah yang membuat para pemain tidak mau berhenti bermain adalah karena hadiah masih terlalu kecil, mereka masih "berharap" bisa selamat di permainan berikutnya.
Solusinya Tokoh utama tinggal donasikan saja uang berdarah 45,6 miliar Won (524,4 miliar Rupiah) hasil kemenangan dia di permainan Squid Game sebelumnya, ke semua pemain yang selamat (total 365 pemain). Maka masing-masing pemain akan menerima sekitar 1.7 Milyar.
Walau masih cukup sedikit di banding hutang para pemain, yang terendah 517,5 juta Rupiah, yang tertinggi si bapak-bapak tua hingga 115 milyar Rupiah. Tapi paling tidak dalam vote setelahnya harusnya para pemain lebih banyak yang memilih untuk berhenti.
Score Film 8/10
Tambahan ;
* Karakter Frontmant di tulis dengan sangat bagus. Dari polisi idealis, karena keadaan membuat dia menjadi penjahat kejam. Apakah ini juga yang akan terjadi dengan tokoh utama?
* Di sisi jagoan ada penghianat, di sisi penjahat ada yang memberontak.
* Keadilan itu tidak selalu terlihatan baik, permainan merupakan bentuk keadilan sejati, dimana setiap pemain mendapatkan kesempatan yang "adil" untuk mendapatkan hadiah uang besar, namun terlihat sangat brutal.
* Angka pemain 1 (Frontmant) melambangkan 1% orang-orang terkaya yang mengendalikan dunia.
* Angka terakhir pemain 456 (Tokoh utama) melambangkan rakyat jelata miskin yang tidak berharga.
Leave a Comment