Memahami "Kebenaran Sejati" dari Game Tales of Arise (PS4)

Tales of Arise merupakan seri ke 17 dari franchise Tales of, setelah seri ini sempat vakum lebih dari 4 tahun, akhirnya game ini kembali dengan menggunakan engine Unreal Engine 4 yang terlihat sangat fantastis. Game ini menceritakan tentang perjuangan tokoh utama bernama Alpen & Shionne untuk terbebas dari penjajahan dan menjadi seorang pembebas yang sesungguhnya.

Penulisan cerita dari game ini terlihat sangat rapi dan matang, saya sangat suka sekali bagai mana penulis menjelaskan berbagai macam detail karakter-karakter yang ada dalam game ini. Seperti sebuah percakapan kalau pedang yang di bawa tokoh utama saat di angkat oleh karakter lain terasa sangat berat, dan ternyata karakter utama malah tidak menyadari hal tersebut, ini menunjukkan betapa kuatnya karakter utama yang dia sendiri malah tidak menyadarinya

Pakaian dari karakter Shionne yang selalu terlihat modis, karena dia memiliki cita rasa yang lebih baik dalam berpakaian di banding karakter lain dan ternyata dia suka makan banyak saat tengah malam, tapi selalu di olok karakter lain, kalau tubuhnya tidak pernah gendut, dan banyak detail-detail percakapan lain yang menarik untuk di ikuti.

Awal mula game kita akan mengendalikan seorang tokoh utama yang hilang ingatan dan menggunakan topeng full satu wajah. Walaupun klise, saya sangat suka penggambaran tokoh utama yang seperti ini, dengan di buat hilang ingatan, maka membuat tokoh utama dan kita sebagai pemain bisa secara alami mulai mengenal dunia yang ada dalam game ini. Saat ada karakter lain menjelaskan ke tokoh utama yang bertanya (Kamu Nanyaa?), seakan-akan juga bersamaan menjelaskan kepada kita para pemain. 

Contohnya seperti senjata dari karakter Shionne yang hanya muncul saat melawan musuh, lalu secara misterius hilang setelah pertarungan berakhir. Hal ini di tanyakan oleh salah satu karakter, dan Shionne menjawab kalau teknologi nanotech negara Renan sudah sangat maju, sehingga memungkinkan untuk merubah senjata menjadi bentuk yang lebih kecil agar lebih mudah di bawa-bawa. Sebuah informasi yang tidak diketahui oleh karakter lain dan juga oleh pemain dari game ini. Ada juga pertanyaan, kenapa mata dari warga Renan berwarna biru saat mengeluarkan magic, di jelaskan dengan baik dari game ini.

Karakter utama juga di buat unik, karena dia tidak bisa merasakan sakit, maka dia adalah satu-satunya yang bisa menggunakan pedang khusus yang memiliki bara api tersebut. Pedang yang sangat kuat, namun kalau di gunakan terlalu sering itu akan membahayakan penggunanya. Tokoh Shionne juga unik, karena dia dikutuk, orang yang memegang tubuhnya akan kena setrum, karena tokoh utama tidak bisa merasakan sakit maka kedua karakter ini sanggatlah cocok, hanya Alphen yang bisa menyentuh Shionne tanpa merasakan kesakitan.

Simbol topeng juga menggambarkan ingatan dari tokoh utama yang berangsur-angsur pulih, saat topeng tersebut pecah 1/2 maka 1/2 ingatan dari tokoh Alpen pun kembali, dan kita sebagai pemain pun sudah mengenal 1/2 konflik yang sedang terjadi di dunia game ini. Hal ini berlanjut hingga topeng tersebut benar-benar pecah dan terlepas, dari ini kita akhirnya mengenal tokoh utama sepenuhnya. Tapi kerennya saat tujuan dari karakter utama terpenuhi, saat ingatannya sudah kembali sepenuhnya, itu malah di jadikan twist oleh penulis dari game ini, dan itu cukup menarik.

Game ini sebenarnya ingin bercerita tentang apa itu makna dari "kebenaran sejati". Di awal game kita di pertontonkan akan suatu kelompok yang sedang di jajah, sehingga kita sebagai pemain mengambil simpati terhadap kelompok tersebut, bahwa pihak penjajah pastilah pihak yang jahat. Namun di pertengahan game kita kembali di pertontonkan, saat ada kesempatan untuk menjajah, maka pihak yang ter jajah itu akan melakukan kebrutalan yang sama seperti pihak penjajah. Bahwa sebenarnya semua itu sama saja dalam sebuah peperangan, tidak ada bedanya.

Tokoh utama pun juga seperti itu, di awal game tokoh ini di ceritakan sebagai pahlawan, karena dia berhasil membebaskan sebuah wilayah dari penjajah yang keji. Pada momen ini kita melihat tokoh ini sebagai pahlawan, namun seiring berjalannya waktu, kita semakin tau masa lalu dari tokoh utama, kalau dialah penyebab hancurnya sebuah kota karena proses Spirit Channeling yang gagal, hal itu akhirnya membuat banyak korban jiwa. Kembali ke ide utama dari penulis game ini, tokoh utama yang semula di gambarkan sebagai tokoh baik, kemudian di pertengahan menjadi tokoh yang seakan-akan jahat.

Game ini mencoba mengajarkan kalau "kebenaran sejati" itu sebenarnya tidak berpihak pada siapa pun. Kebenaran sejati adalah sesuatu yang tidak tergantung pada keinginan atau pandangan individu, tapi merupakan sesuatu yang merupakan kenyataan yang tidak dapat diubah. Kebenaran sejati tidak bergantung pada apa yang orang-orang percaya atau ingin percaya, tapi merupakan sesuatu yang merupakan fakta obyektif yang tidak dapat dipungkiri.

Inilah keputusan terakhir yang di ambil oleh karakter utama dari game ini, dia memilih untuk tidak memihak pihak penjajah (Renan) ataupun pihak terjajah (Dahnan). Semua pihak memiliki motivasi sendiri-sendiri, mereka ingin menyelamatkan kelompok mereka masing-masing. 

Dengan mengenal lebih baik kedua belah pihak karakter utama melihat kebaikan dari tokoh Shionne yang sebenarnya, karakter Shionne pun merasakan rasa pilu dendam ratusan tahun dari karakter Rinwell dan Law yang akhirnya mereka pun bisa saling memaafkan serta merelakan semua itu. Ternyata setiap kelompok memang memiliki kebaikan yang tidak pernah di lihat oleh kelompok lain, jika mereka tidak saling mengenal. 

Perang terjadi di dunia saat ini karena mereka tidak mengenal orang yang mau mereka perangi, tidak kenal maka kedua belah pihak akan gampang saling membenci, membenci karena perbedaan, atau lebih parahnya membenci seseorang tanpa alasan. 

Rakyat yang berperang hanyalah pion-pion catur yang ditanamkan kebencian, mereka hanya menjadi alat bagi para pemimpinnya untuk mencapai tujuan. Inilah mengapa kita selalu menganggap keluarga, orang terdekat, dan tetangga kita itu adalah orang terbaik, karena kita lebih mengenal mereka di bandingkan dengan orang lain.

Cerita Tambahan / DLC Story Tambahan :)  - 19$

Saat saya masih kecil saya sering mendengar cerita Mahabharata dari ayah saya yang memang suka tokoh pewayangan. Mahabharata adalah sebuah epik Hindu yang berisi cerita tentang pertikaian antara dua keluarga kerajaan yang terjadi di India pada abad ke-5 SM.  Kedua keluarga tersebut, adalah keluarga Pandawa dan keluarga Kurawa.

Saat masa kecil di pikiran saya hanya ada hitam dan putih, hanya ada baik dan buruk, pihak pandawa adalah pihak baik dan pihak Kurawa adalah pihak buruk, namun saat saya mulai beranjak dewasa dan bertemu dengan banyak orang, saya jadi sadar ternyata semua yang ada di dunia ini tidak sesederhana itu. 

Keluarga Pandawa, yang terdiri dari lima bersaudara, dianggap sebagai keluarga yang lebih baik karena mereka memiliki sifat-sifat yang dianggap mulia seperti kejujuran, keberanian, dan keadilan. Namun, mereka juga memiliki beberapa kekurangan, seperti kesombongan, ketakutan dan keegoisan. 

Sedangkan keluarga Kurawa, yang terdiri dari 100 bersaudara, dianggap sebagai keluarga yang lebih buruk karena mereka memiliki sifat-sifat yang dianggap tidak mulia seperti kejahatan, kekerasan, dan kecurangan. Namun, mereka juga memiliki beberapa kelebihan, seperti kekuatan, kesetiaan dan keberanian.

Dalam cerita tersebut, keluarga Pandawa yang kita anggap baik di awal cerita, sebenarnya mereka memiliki kemampuan untuk tidak memulai perang Kurukshetra, Pandawa telah diberi nasihat oleh banyak orang agar tidak memulai perang dengan keluarga Kurawa. Mereka juga telah diberi banyak peluang untuk menyelesaikan masalah secara damai, tetapi mereka terus menolak untuk mengikuti nasihat tersebut dan tetap memilih untuk berperang, yang akhirnya memakan korban hingga 18 juta jiwa. 

Tokoh Yudhistira yang merupakan simbol keadilan dan kebijaksanaan berkata, "Perang Kurukshetra harus tetap di laksanakan, ini adalah perang antara kebaikan dan keburukan, kita harus terus membela keadilan". Gilaa, sebuah kalimat yang sangat menohok, pada kenyataannya siapa pihak yang berhak untuk menentukan mana kelompok yang benar? dan mana kelompok yang tidak benar? 

Saat sudah dewasa dan membaca cerita tersebut secara menyeluruh, saya baru sadar ternyata "pesan" yang ingin di sampaikan tidak sesederhana perang antara kebaikan dan keburukan saja. Bahwa kebaikan pasti akan selalu menang. 

Sebenarnya moral yang namanya "Baik" atau "Buruk" itu hanyalah ciptaan manusia, saat suatu hal menguntungkan bagi manusia / kelompoknya maka hal tersebut akan di anggap baik, begitu pula sebaliknya, saat hal itu di anggap merugikan manusia maka akan di anggap buruk. 

Contoh sederhana adalah pertanyaan, virus covid-19 itu baik atau buruk? sebagai besar dari kita tentu menganggap virus tersebut adalah buruk, karena sudah membunuh 6.69 juta jiwa manusia. Namun apa yang sudah di berikan covid-19 untuk bumi ini, saat manusia tidak berjalan di atasnya, saat semua kegiatan berhenti sejenak, maka bumi menjadi lestari kembali, polusi berkurang dan hewan serta tumbuhan di berikan kesempatan untuk hidup damai.

Sebagai contoh lainnya, tumbuhan beracun, saat tanaman tersebut di gunakan untuk meracuni sesama manusia, maka tumbuhan itu akan di anggap buruk, sedangkan kalau tumbuhan beracun itu digunakan pada mata anak panah dan di gunakan untuk berburu hewan, maka racun itu akan di anggap baik, padahal kedua-duanya sama saja menghilangkan sebuah nyawa. Kita selalu beranggapan nyawa manusia itu berada di atas nyawa makhluk lain.

Ada tidak keadilan bagi hewan? ada tidak keadilan bagi ras ayam yang setiap harinya di bantai oleh manusia, untuk di makan? pernah tidak terpikir di pikiran kita? tentu jawabannya adalah tidak, karena membunuh hewan untuk kita makan itu sudah menjadi kelumrahan, kita manusia tidak bisa hidup tanpa mengambil nyawa makhluk hidup lain.

No comments

'
Theme images by suprun. Powered by Blogger.