Movie Review : The Creator (2023)

The Creator (pencipta) merupakan sebuah film yang menggambarkan tentang sifat "kasih sayang" yang di miliki oleh sebuah robot dengan otak artificial intelligence (AI).

Sebuah hal yang jarang saya saksikan di film layar lebar.


Film ini menurut saya memiliki ide yang cukup original, di mana sebuah AI yang memiliki pandangan religius yang cukup tinggi.

Biasanya film tentang peperangan antara manusia dan robot AI (Terminator, Matrix) itu selalu mengambil sudut pandang kalau manusia adalah tokoh baiknya, sedangkan AI merupakan ciptaan manusia yang menjadi jahat. 


Namun tidak di film ini.


Sudut pandang religi yang begitu kuat membuat film ini menjadi sangat menarik untuk di tonton. Karena jarang-jarang ada film robot yang religius.

Konsep Trinity (tritunggal) juga sangat kuat digambarkan dalam film ini, ada tokoh ibu bernama "Maya", Nama Maya merupakan arti kata dari Good Mother, atau Mary atau Maria atau Mariam

 

Tokoh ibu tersebut menciptakan / melahirkan robot AI anak kecil yang di namakan "Alphie" atau Alfa (Omega). Alfa artinya = yang pertama dan Omega artinya = yang terakhir, merupakan gambaran dari sosok Tuhan itu sendiri dalam kitab Bible.

Terakhir adalah tokoh utama yang namya "Joshua", turunan kata dari JosephJesus, Yeshua, Yahweh, , Yesus, Isa yang merupakan tokoh yang di gambarkan sebagai sang penyelamat.


Dalam film ini AI di gambarkan seperti seorang anak kecil yang sedang belajar, sama persis seperti kehidupan nyata saat ini, AI digambarkan sebagai seorang anak kecil yang sedang belajar berbagai pengetahuan dari manusia.

 

Bagai mana kita mengajari anak itu, menjadi baik atau menjadi buruk, tergantung bagai mana kita mengajarinya, dengan prilaku kita sehari-hari dalam menggunakannya.


Dialog dalam film ini menurut saya cukup dalam, Cinematography yang sangat bagus seperti film The Batman atau Dune. CGI yang di gunakan juga cukup natural dan bisa membaur dengan dunia yang di sajikan. Dan yang tidak di sangka-sangka ada 2 ost lagu yang menggunakan bahasa Indonesia yang di bawakan oleh band rock asal Palembang bernama Golden Wing.

 

Denagn menonton film ini membuat penontonnya sadar kalau sebenarnya manusia itu lah penjahatnya. Di bumi ini kita lah perusaknya.


Mengenai AI dan kasih sayang..

 

Saya pernah melihat sebuah Video Game dengan judul "Detroid Become Human", yang pilihan-pilihan dalam gamenya di pilih oleh AI, pada tahun 2019 saya juga pernah memainkan game tersebut, dan dengan di mainkan oleh AI saya jadi tau bagaimana perbedaan pandangan antara AI dan manusia.

 

Di level awal Detroid Become Human ada cerita robot yang sedang menyandra anak manusia, dan tugas karakter utama adalah menyelamatkan anak tersebut.  


Saat berjalan di sebuah lorong yang menuju tempat penyandraan, terlihat sekor ikan yang keluar dari akuarium, saat saya mainkan karakter utama, saya memilih untuk mengambil ikan itu lalu memasukkan nya kembali ke dalam akuarium, saya sama sekali tidak berfikir kalau ikan tersebut ternyata sebuah test.

Berbeda dengan saat di mainakn oleh AI, si-AI hanya melewati ikan, karena memggap kalau ikan merupakan mahluk dengan kesadaran rendah, dan lebih mementingkan keselamatan dari manusia, dengan tidak membuang-buang waktu, makan kesempatan dia untuk meyelamatkan manusia akan menjadi lebih besar. 

Di akhir permainan juga, saya berusaha keras untuk meyelamatkan karakter utama, karakter musuh dan karakter anak kecil. 


Berbeda dengan AI, si-AI ini memilih pilihan yang berujung memgorbankan dirinya sendiri demi menyelamatkan anak kecil, si-AI sama sekali tidak takut mati demi menyelamatkan anak kecil tersebut, benar-benar berjiwa pahlawan. 


Pilihan dari si-AI tersebut sebenarnya terlihat lebih rasional di banding dengan pilihan saya, yang ingin menyelamatkan semuannya, sebenarnya pilihan menyelamatkan semuanya itu tidak mungkin jika ada di dunia nyata.

Dari simulasi permainan tersebut kita belajar bawa pilihan yang di ambil oleh AI lebih manusiawi banding pilihan manusia itu sendiri, mungkin si AI tidak sadar kalau pilihan-pilihan yang di berikan hanyalah simulasi dari sebuah games, dan menganggapnya serius.


Akhir kata, The Creator menggambarkan saat sebuah "ciptaan" melampaui "penciptannya", membuat saya berpikir, apakah suatu saat nanti di masa depan, manusia bisa mencari cara untuk masuk ke dimensi Tuhan, untuk bertemu dengan Nya..?


Score dari saya : 9/10 (Wajib Nonton)




No comments

'
Theme images by suprun. Powered by Blogger.