Review : Call of Duty: Modern Warfare 2 Campaign Remastered (PS4)

Call of Duty: Modern Warfare 2 merupakan sebuah game yang di release kurang lebih satu dekade yang lalu, tepatnya 10 November 2009 di PS3. Tentunya pada saat itu saya belum memiliki PS3 dan saya melewatkan game ini. Pada masa itu pun saya sangat tidak tertarik untuk memainkan game model FPS dengan tema pe-perang seperti ini, dan pastinya memang tidak terdeteksi oleh radar saya. Namun dari berita-berita yang saya baca COD: Modern Warfare 1 dan COD: Modern Warfare 2 merupakan salah satu games Call of Duty serries yang sangat bagus di antara yang lainnya.
Betapa beruntungnya saya, pada Maret 2019Call of Duty: Modern Warfare 1 Remastered menjadi game gratis PS+ pada bulan itu, dan di susul Agustus 2020 Call of Duty: Modern Warfare 2 Campaign Remastered pun menjadi lineup game gratis untuk PS+. Dari sini saya jadi berfikir, berguna juga ya game model Remastered, karena bisa di mainkan oleh gamer seperti saya yang jauh ketinggalan dan akhirnya di beri kesempatan untuk memainkan game ini dengan versi grafis yang sudah di diperbarui mengikuti current gen. Selama ini saya cuma memainkan 3 seri dari Call of Duty.

Call of Duty: Modern Warfare 2 versi Remastered-nya dikerjakan oleh developer Beenox, yang merupakan developer asal negara Canada, developer ini sedang mengerjakan Crash Bandicoot 4: It's About Time (2020) dan memiliki track and record cukup bagus dalam men-develop game-game sebelumnya, seperti Skylanders Serries serta The Amazing Spider-Man era PS3.

Memang bisa di bilang saat saya memainkan Call of Duty: Modern Warfare 2 Campaign Remastered ini terasa beda sekali dari game FPS yang selama ini pernah saya mainkan, suasana perang, kekacauan yang terjadi, peluru nyasar, Friendly fire, koordinasi, sangat kental terasa saat memainkan game ini. Saya memainkan menggunakan headphone, jadi sangat terasa koordinasi antar team, dan seakan-akan saya berada pada posisi harus menjalankan perintah-perintah dari atasan agar misi berjalan dengan sempurna, Seperti membunuh musuh secara bersamaan, atau harus mengambil keputusan membunuh rombongan musuh atau kita lewati saja. 
Saya memainkan game ini pada kebanyakan pada mode Hardened dan beberapa misi pada mode Veteran yang merupakan level paling sulit di seri COD ini, jadi dengan tingkat kesulitan yang maksimal diperlukan koordinasi yang bagus untuk membunuh musuh-musuh yang ada. Karena kalau kita bermain egois, langsung maju tanpa pandang bulu tidak koordinasi dengan team kita, maka bisa di pastikan kita akan mati duluan. Sehingga saat bermain secara team dan pada kondisi tertentu kita di paksa untuk bermain solo akan terasa terasa beda tekanannya, saat bermain sendiri atau terpisah dari team terasa lebih panik, deg-deg an dan harus bermain pelan-pelan tidak boleh gegabah. Malah pada kondisi tertentu saya sering menunggu bantuan team datang, dan diam di belakang sejenak agar team kita yang menyelesaikan baku tembak yang terjadi di depan.
Setiap misi memiliki suasana yang berbeda-beda, mungkin hal ini yang membuat game ini tidak monotone hanya tembak-tembakan saja, ada arena es dimana kita harus meng-infiltrasi base musuh dalam keadaan badai es secara sembunyi-sembunyi, mengejar informan di pemukiman negara Brazil, pada misi ini saya cukup terpukau dengan pemandangan yang di berikan, suasana kota kumuh bertingkat, dan patung ikonik Christ the Redeemer bisa kita lihat. Pemandangan perbukitan hijau di kejauhan, cat warna warni rumah-rumah serta suasana langit biru nan cerah sangat memanjakan mata pada misi ini.
Setelah di berikan misi yang menyegarkan mata, berikutnya adalah suasana perang yang cukup mencekam dengan tone warna langit yang merah terbakar, di misi ini benar-benar koordinasi team sangat penting. Meledak kan tank musuh, melindungi Sandra, harus berpindah-pindah posisi, membunuh musuh yang bersembunyi dalam asap, semua membutuhkan koordinasi antar team. Karena saya mencicipi memainkan game dari mode veteran jadi semua terasa cukup serius pada misi ini, untungnya setiap beberapa saat di modem hardened masih ada check point, yang membuat game ini menjadi sedikit lebih mudah. Kalau di mode Veteran check point menjadi lebih sedikit, jadi kita mainnya harus extra hati-hati.
Selain tembak-tembakan game ini juga di selipkan sedikit sebuah mini game, seperti menaiki jet ski di pegunungan es, menembaki musuh lewat mobil lapis baja, menembaki musuh di atas helikopter, hingga kejar-kejaran menggunakan speedboat, sekali lagi membuat game ini cukup ber variasi, tidak hanya tembak-tembakan di darat saja. Dari segi sound, karena saya memainkan-nya full menggunakan headphone suara ledakan dan rentetan tembakan terdengar sangat menggelegar, apa lagi saat ada pesawat  tempur melintas, suara mesin jet-nya benar-benar terdengar bergemuruh.
Dari segi grafis saya cukup salut dengan hasil Remastered dari game ini, benar-benar terlihat solid sangat tajam, saya tidak menyangka kalau ini hasil remastered dari game yang release 11 tahun silam. Salah satu hal menarik lainnya adalah, mode 
High-dynamic-range (HDR) yang cukup memukau, Golden hour suasana sore yang terkesan hangat dan megah ter-sampaikan pada beberapa misi di game ini. Misi menyelamatkan Sandra di Oil Rig 36, terlihat sangat memamerkan kualitas HDR dari game ini. Misi-misi malam juga kualitas pencahayaan begitu bagus, degan cahaya bulan yang memantul, dan cahaya dari letusan senjata jadi terlihat begitu terang.
Secara cerita, bisa di bilang tidak terlalu wah ya, cukup standard dengan ada sedikit twist di akhir ceritanya. Kita di bawa dari satu misi ke misi yang lain nya, dari satu negara ke negara lainnya, memang ada beberapa misi yang cukup memorable, seperti saat perang besar besaran di gedung putih dan saat ada rudal Electromagnetic pulse (EMP) semua helikopter jatuh dari langit, mendadak satu kota menjadi gelap gulita, namun perang harus terus berlanjut dengan kondisi tersebut, setelah itu hujan mulai turun membuat suasana nya menjadi cukup mencekam dan sangat teringat di otak saya. Selain itu ada juga misi di reruntuhan pesawat terbang, itu juga menjadi salah satu misi yang cukup menarik dengan visual dan detail bangkai pesawat yang porak poranda.
Overall saya sangat puasa sekali memainkan game ini, ini menjadi salah satu game FPS Shooter terbaik yang pernah saya mainkan, sebuah game yang sangat seru sekali, ganti-ganti berbagai jenis senjata, mengambil senjata musuh, melempar granat dengan menghitung mundur 5 detik sebelum di lempar, kode kode militer yang menjadi lebih familiar di telinga saya, merupakan sebuah pengalaman baru dalam memainkan game tembak-tembakan. Kita benar-benar di bawa seperti sedang menyelesaikan misi besar dari suatu negara, kita bagaikan ujung tombak dari suksesnya misi tersebut. Awalnya saya tidak mau menulis review game ini, namun karena game ini cukup berkesan untuk saya jadi saya putuskan untuk menulis review-nya sebagai kenang-kenangan.
Saya jadi berfikir kenapa game ini cukup kuat di campaign single player-nya, mungkin karena pada tahun 2009 pasar game multiplayer belum se massive sekarang ini, jadi Developer masih mau fokus membuat gameplay yang bervariasi, dan solid seperti di seri Modern Warfare 2 ini. Setelah game Multiplayer men-jamur dan laku keras di pasaran game FPS mulai mengarah ke sana, dan mulai meninggalkan cerita single player-nya. Tentunya kalau saya sebagai gamer yang sudah tua, merasa sudah tidak cocok memainkan game Multiplayer yang tidak ada habisnya, dan saat memainkan-nya membutuhkan koordinasi dan refleks serta akurasi tembakan yang tepat. Game multiplayer tidak cocok dengan saya.

Overall Score 9/10 (Explode)

Di mainkan di TV 4K dengan HDR dan Auto motion ON.
Album lengkap bisa klik link ini : https://ibb.co/album/xYhhTt

No comments

'
Theme images by suprun. Powered by Blogger.