Review: Headphone Sony WH-1000XM3 Untuk PS4
*Disclaimer dulu, saya bukan seorang audiophile, saya menyajikan tulisan ini karena mau memberikan sebuah sudut pandang lain dalam memilih sebuah Headphone, yang mana kebanyakan saat memilih sebuah perangkat audio untuk bermain game, maka kebanyakan dari kita akan memilih perangkat yang ada embel - embel Gaming Series nya, walaupun sebenarnya itu juga tidak salah.
Sony WH-1000XM3 (Mark-3) merupakan sebuah produk headphone Over Ear unggulan dari brand Sony, alasan utama saya membeli produk ini karena memiliki sebuah fitur yang bernama Active Noise Cancelling. Active Noise Cancelling (ANC) merupakan suatu
teknologi yang berguna untuk menghilangkan kebisingan suara yang
tidak diinginkan yang ada di sekitar kita. Secara garis besar prinsip kerjanya adalah pertama-tama headphone akan
menangkap suara bising di sekitar kita, lalu setelah itu fitur ini akan
memancarkan frekuensi suara yang berlawanan dengan suara di sekitar
tersebut sehingga
frekuensi suara tersebut saling mematikan satu sama lain, sebagai contoh di luar ada suara kipas angin 27dB maka Headphone akan menghasilkan suara -27dB, makan hasilnya 0dB yang pada akhirnya kita akan merasakan sebuah keheningan yang lebih dalam.
Hal ini tentunya sangat berguna saat kita memainkan sebuah game di
PS4 yang memiliki sound design yang benar-benar dibuat secara detail oleh developernya, dan biasanya hal itu kita temui pada game-game yang berjenis Open World. Dengan
menggunakan headphone yang bisa menangkap suara hingga ke yang paling
detail maka pengalaman bermain game open world akan lebih terasa lebih mengagumkan. Game open world yang memiliki sound design cukup detail seperti judul-judul ini The Last of Us Part II, Hellblade: Senua Sacrifice, Star Wars Jedi: Fallen Order, Red Dead Redemption 2,
Days Gone, Death Stranding,
Metro Exodus, Horizon Zero Dawn dll.
Cara kerja ANC |
Sebagai informasi saja, saya menamatkan game The Last of Us Part II
sebanyak dua kali, pada gameplay pertama saya menggunakan headphone
tua saya dengan tipe Sennheiser HD 202-II
yang saya beli pada tahun 2014. Sennheiser HD 202-II umurnya sudah hampir
6 tahun dan cukup sering saya gunakan,
memang dari kualitas suara sudah jauh menurun
namun dari segi durability masih sangat kokoh. Sennheiser merupakan merek yang sudah lama berkecimpung di dunia audio, jadi kualitas barang-barangnya sudah tidak perlu di ragukan lagi.
Saat memainkan The Last of Us Part II saya memang sengaja mainkan nya full
menggunakan perangkat headphone karena saya mau membandingkan dengan headphone baru saya, serta tentunya ingin menikmati lebih dalam audio
design dari game ini. Last of Us Part II sangat cocok digunakan untuk mengetes kualitas audio dari
sebuah headphone. Dan benar-benar jauh sekali bedanya,
adanya fitur Noise Cancelling memang merubah cara saya mendengarkan sebuah musik
ke tingkat yang lebih lebih tinggi.
TLOU Part II Gameplay |
Sony WH-1000XM3 merupakan salah satu headphone degan kualitas Active Noise Cancelling terbaik yang ada di pasaran saat ini, sering mendapat review yang bagus di berbagai media, baik tertulis
maupun yang ada di Youtube. Saya memutuskan membeli tipe ini pun
sebenarnya karena ada diskon di Tokopedia (mungkin karena seri Mark 4 nya sudah keluar), dan berfikir kalau kedepan audio 3D/360, di dunia video game akan
mulai marak, di awali dengan kemunculan
PlayStation 5 di akhir tahun. Paling tidak headphone ini masih bisa bertahan 5 tahun ke depan.
Di ruangan tempat saya bermain terdapat kipas angin dan AC, saat Active Noise Cancelling ini di aktifkan, langsung suara kipas angin dan AC menjadi hening
dan sama semakin larut ke dalam game yang sedang saya mainkan.
Harga diskon Tokopedia |
Saat memainkan The Last of Us Part II semua suara terasa sangat-sangat nyata, berbagai
macam objek suara kecil yang jauh pun terdengar begitu detail, suara nafas tenang karakter utama saat membaca dokumen sampai
terdengar begitu jelas, suara nafas yang ter engah-engah saat habis berlari atau keadaan sedang tegang juga terdengar, saat karakter utama mengeluarkan sonar dan mendeteksi item-item yang ada
di game ini saya bisa memastikan posisinya ada di mana, jauh dekatnya ada di mana.
Namun karena The Last of Us Part II belum mendukung full audio 3D jadi saya tidak bisa
memastikan suara yang berasal dari atas atau dari bawah (cmiiw). Ada juga saat para Seraphites bersiul untuk komunikasi, saya bisa merasakan dalam pikiran saya di mana asal suara siulan tersebut, dan rasanya benar-benar seperti tidak bisa di jelaskan dengan kata-kata.
Penjelasan Sumber Suara |
Kurang lebih penjelasan jenis sumber suara seperti gambar di atas :
- Mono : Satu sumber suara.
- Stereo : Kita bisa membedakan suara dari kana atau kiri.
- 5.1 Channel : Kita bisa membedakan arah suara kanan-kiri serta depan dan belakang.
- 7.1 Channel : Kita bisa membedakan jauh dekat suara dari depan belakang, kanan dan kiri.
- 360/ 3D Sound : Selain kita bisa membedakan jauh dekat, kita bisa merasakan suara dari atas atau bawah.
Hal menarik lainnya dari game The Last of Us Part II adalah suara tekanan udara cukup terdengar, saat berada di dalam
ruangan terasa begitu sesak, dan saat berada di luar ruangan terasa ringan
dan adanya hembusan angin terasa hingga saya bisa mengetahui arah
angin-nya.
Pada game ini terdapat sebuah mekanisme untuk membobol sebuah brankas, saat kita memutar knop, dan di angka yang tepat makan akan ada sedikit
bunyi kecil "klik" hal ini sangat mudah sekali, saat saya
menggunakan Sony WH-1000XM3 karena fokus suara hanya tertuju pada hal itu.
Apa lagi pada saat suasana arena hujan, serasa suara air hujan dan
suara putaran knob terpisah sehingga saya bisa fokus mendengarkan suara
putaran knob lebih detail. Hal ini agak susah saat saya masih menggunakan Headphone lama.
Membobol Brankas di TLOU Part II |
Arsitektur Driver WH-1000XM3 |
Dunia The Last of Us Part II terasa menjadi sangat imersif, karena game ini cukup fokus dengan suara, bergerak secara sembunyi-sembunyi dan
memang kualitas suara di garap dengan sangat serius. Suara gesekan rumput dan ranting membuat saya berfikir seakan akan memang berada di dalam dunia tersebut. Pada bagian tertentu juga, saat di kejar-kejar monster Runners
dan Clickers rasanya bulu kuduk saya berdiri dan saya merasakan
merinding di bagian pundak, seakan-akan mereka mengejar dan dan hampir
menangkap karakter utama saya dari belakang. Sebuah perasaan yang belum pernah saya rasakan sebelumnya saat bermain
sebuah game.
Karena headphone ini memang di desain untuk traveling
maka headphone memiliki tingkat kenyamanan yang sangat baik, saya biasa memakai-nya sekitar 3-4 jam sehari.
Untuk kualitas suara overall sudah tidak perlu diragukan lagi, Sony WH-1000XM3 memiliki kualitas suara yang sangat detail dan
jernih.
Headphone ini memiliki sound signature Bass yang sedikit lebih
tinggi, mengakibatkan mid dan treble sedikit tenggelam. Namun tentunya
semua itu bisa di konfigurasi ulang melalui Equalizer di handphone. Kalau
saya pribadi lebih suka suara bass yang nendang dan bulat di banding
treble. Untuk ketahanan baterai bisa sampai 30 Jam, dalam satu minggu saya
gunakan dan ANC selalu aktif posisi baterai masih 69%.
WH-1000XM3 Saat di pesawat |
Namun tidak bisa di pungkiri secara Overall Headphone Sony
WH-1000XM3 bukanlah headphone yang diperuntukkan untuk gaming, karena headphone ini
tidak bisa di koneksi kan langsung menggunakan bluetooth ke
PS4, kita harus menggunakan kabel
jack 3.5 mm yang terhubung ke Stick DS4. WH-1000XM3 juga tidak
memiliki Mic belalai yang terhubung yang mengakibatkan voice chat
mungkin kualitasnya tidak se bagus yang posisi Mic yang ada langsung di
depan mulut. Jika ingin menggunakan bluetooth kita harus membeli
aksesoris tambahan lainnya.
Karena aksesoris bluetooth yang saya beli murahan jadi kualitas suara yang di hasilkan menjadi
sangat buruk.
PS4 Bluetooth Dongle |
Untuk main game multiplayer dengan respon time yang cepat headphone ini terbilang sangat buruk, karena sound signature nya lebih condong ke suara bass maka tidak cocok untuk mendengarkan suara langkah kaki musuh, suara langkah kaki membutuhkan Treble yang sedikit di atas, supaya suara jelas dan pasti. Sebenarnya bisa di setting di equalizer cuma setting-an equalizer hanya berlaku saat kita mendengarkan musik, dan setting-an equalizer tidak bisa di kirim ke perangkat headphone. Untuk game model perang WH-1000XM3 akan menghasilkan suara tembakan dan ledakan yang lebih imersif.
Kelebihan lain dari headphone ini adalah di lengkapi dengan
aplikasi Sony Headphone Connect. Dengan aplikasi ini kita bebas mengatur equalizer dari headphone kita
sesuai dengan suara yang kita inginkan. Active Noise Cancelling juga bisa kita atur, atau bisa di tentukan secara otomatis, jadi headphone
akan mengidentifikasi kondisi kita, sedang berada di rumah, sedang berjalan,
berlari, bersepeda, berada di stasiun, bandara dll. Jika kita sedang
berjalan, berlari, bersepeda maka
ANC tidak akan 100% meg-isolasi suara dari luar, karena kita butuh
mendengarkan suara di sekitar kita agar tidak ada kecelakaan.
Aplikasi Sony Headphone Connect |
Keunikan lainnya dari Sony Headphone Connect, adalah adanya fitur mendengarkan musik yang se akan-akan secara audio di
proses sedemikian rupa sehingga seakan-akan kita sedang mendengarkan konser
musik di Concert Hall, Outdoor Stage, Club atau
Arena. Semua jenis suaranya cukup unik, kayak di Club suara sedikit
menggema seakan-akan berada salam sebuah ruangan. Di Concert Hall suara musik terdengar sedikit jauh seakan-akan kita berada di luar
ruangan. Masih ada beberapa konfigurasi pada aplikasi Sony Headphone Connect seperti arah sumber suara bisa kita kontrol, mengoptimalkan tekanan atmosfer di sekitar yang sangat berfungsi
saat berada di pesawat, kemudian yang paling saya suka adalah
pengaturan pre-set secara otomatis.
Pengalaman mendengarkan musik di Konser |
Alasan lainnya kenapa saya memilih headphone ini tentunya karena saya lebih sering mendengarkan musik di
Spotify dan menonton film di Netflix ketimbang memainkan sebuah
game, jadi saya membutuhkan sebuah headphone dengan respon frekuensi yang lebar, dimana headphone sudah mendukung hingga 40.000Hz Sampling LDAC 96 kHz, 990 kbps serta unit driver sebesar
40mm. Didukung juga dengan aplikasi
Sony Headphone Connect membuat kostumasi
suara menjadi lebih bebas, terdapat juga berbagai macam pre-set otomatis
yang bisa kita gunakan sesuai dengan suara yang ingin kita
dengar. Namun akhirnya semua kembali ke preferensi masing-masing. Saya memilih headphone ini karena mengejar kualitas suara premium yang mungkin tidak akan kita temukan dari Headphone Gaming.
mantab om, brarti ini bs pairing langsung ke ps4 kan? gw sih pny wf-1000xm3 sang adik nya. iem andalan tuh enak di bw kmn2. kalo di ps4 gw make ath msr7 pake jack di ds4, main rdr2 aja udh enak bgt. pasti ama wh1000xm3 ini lebih manteb tuh dgn anc nya.
ReplyDeleteTidak bisa mas harus pakai Bluetooth dongle tambahan, cuma krna Bluetooth dongle yg saya beli harga 100rb an jd terdapat penurunan suara yg drastis, memang ada Bluetooth dongle yg harga 600rb mungkin pakai itu yg bisa maximal suaranya. Kemarin saya juga sempet lirik ke wf-1000xm3, cuma gara2 dah punya AirPods, akhirnya milih yg wh-x1000m3 yg ukurannya gede plus bisa pake kabel. Memang anc berpengaruh, game petualangan RDR2 suara derap kuda, kena kubangan air, kena lumpur, tanah kering rumput, beda-beda suaranya, suara burung juga beda.. cocok bgt utk main game open world.
DeleteAda yang udah coba ath anc700 atau anc 900?
DeleteBtw dapat info darimana klo Sony ini udah 3D audio?
Sebenarnya bukan 3D audio sih, cuma istilahnya di sony, 360 Reality Audio, saya test via aplikasi sudah bisa memisah suara dari atas dan bawah..
Deletehttps://www.sony.co.id/en/electronics/360-reality-audio
Mungkin ini sih teknologi yg akan di pakai di headphone PS5 dan teknologi audio engineering di game-game PS5 nantinya